As my twit to @budip that in hostile situation, it isn't wise to do things such live coverage/live report. because it's not just giving information to the world but it giving information to the terrorist too.
I'm taking sample from the movie Speed and Die Hard. in the movie Speed, the terrorist monitoring every police move in real time because the media (tv/satellite) covering the situation and aired it live.
In movie Die Hard, the tv reporter finally managed to find out John and Molly's house, and aired it live, and instantly the terrorist know the relation of John and Molly.
You might laugh of my movie reference on this Mumbai terrorist attack, but please do read this : Mumbai Terrorists Watch World React With Horror Using BlackBerrys
My point is, everybody has the right to access live coverage, so as the terrorist, no way you can forbid the terrorist to get valuable information on the situation, if media - with their scoop arrogance - still broadcasting live.
Just don't give them free candy on such situation, make their act stopped by turn off any such technology that can broadcast live
Gue selama ini cuma tau HIV itu AIDS, AIDS itu HIV, dan ga pernah coba berpanjang-panjang pikir untuk mencari tau apakah itu HIV, apakah itu AIDS secara detail.
ketika gue mengetahui bahwa HIV/AIDS bisa ditularkan bukan hanya gara gara berhubungan seksual tanpa kondom, tapi juga bisa ditularkan karena pertukaran cairan tubuh, mulailah gue mencari-cari tahu soal HIV/AIDS.
HIV adalah virus, virus inilah yang ditularkan dari satu manusia ke manusia lain. HIV adalah virus yang menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. karena pada dasarnya tubuh manusia mempunyai sistem kekebalan tubuh secara default. nah, oleh HIV, kekebalan itu digerogoti sampai kemudian menurun, yang kemudian berakibat AIDS, yaitu situasi dimana tubuh sudah tidak kebal lagi terhadap penyakit, sehingga dengan mudahnya terserang berbagai penyakit sehingga mengalami kesulitan untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut.
penularan HIV, ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, cairan sperma, cairan pra-sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. cairan sperma, pra-sperma, dan cairan vagina secara umum bisa dibilang bisa saling bertukarkan melalui kontak hubungan seksual. sementara pertukaran darah terjadi ketika terjadi transfusi darah, baik darahnya maupun peralatan transfusinya yang mengandung darah terkontaminasi HIV. dan ibu menyusui yang menderita HIV, sebaiknya tidak menyusui anaknya, karena kemungkinan besar akan menular kepada anak tersebut.
orang yang tertular HIV tidak langsung serta merta menjadi AIDS, perjalanannya bisa memakan waktu bertahun-tahun sampai pada tahap tubuh sudah tidak kebal lagi terhadap penyakit. dalam masa itu beberapa obat-obatan sudah tersedia untuk penderita HIV. gue nggak tau obat-obatan tersebut apakah bisa memusnahkan HIV, tapi setidaknya itu bisa memperlambat kerja virus tersebut.
AIDS bisa dicegah, dengan mengehentikan penularan HIV, stop pertumbuhan data penularannya. Jauhi penyakitnya, bukan Orangnya.
hari senin kemaren, akhirnya gue bener-bener menuntaskan membaca buku rectoverso. buku rectoverso ini terdiri dari 11 cerpen yang merupakan belahan hibrida dari 11 lagu bertajuk rectoverso juga.
tiap cerita didalam buku rectoverso ini berdiri sendiri, tapi mempunyai tema yang sama, seperti yang dibilang dee tadi malam di drive'n'jive hardrockfm, bahwa rectoverso ini seperti curhat, curhat yang panjang.
ketika gue membaca satu cerita, gue dengan mudah menikmati awal, jalan cerita, plotnya, tapi.. yang menyebalkan adalah ketika menjelang akhir cerita, banyak dari cerita tersebut yang gue ga bisa mengerti.
mungkin ini adalah konsekuensi gue yang punya otak pendek :D. atau, .. otak gue malas bekerja ketika sudah harus merangkum cerita tersebut untuk gue cerna. atau, gue males mencernanya karena akhir cerita yang ga sesuai dengan yang gue inginkan.
sebenernya bukan cerita dalam rectoverso aja, gue mengalamin hal ini. di kumpulan cerpen filosofi kopi pun gue mengalami hal yang sama :D, yaitu kesusahan mengerti ending dari cerita yang dipaparkan dee
hehe :P, pada intinya, walaupun gue gak akan dengan mudah, atau bahkan kadang pun ga mengerti endingnya. tapi cara berutur dee itu sangat ..sangat menyenangkan.
gue seakan takjub sekali, koq bisa menceritakan dari sudut pandang yang berbeda, padahal tema nya ya mungkin sesuatu yang biasa.
banyak orang yang mempertanyakan kejeniusan dewi lestari dalam menulis, tapi tentu semua orang punya pendapat dan level ekspektasi tertentu. dan karya dewi lestari, baik buku maupun lagunya udah lebih dari ekspektasi gue