gue sama sekali ga anti perokok, asal mereka merokok ditempat yang dimana mereka sendiri aja yang bisa menghisap asapnya, gak perlu bagi-bagi asap rokok dengan orang lain yang ga pengen terpapar asap rokoknya.
ada beberapa tempat yang benar-benar harus bebas dari para perokok. yang pertama : rumah sakit, satu lagi adalah: sekolah. yang namanya rumah sakit, atau lembaga kesehatan, tentu sudah sewajarnya melarang orang merokok di lingkungan mereka.
sementara, sekolahan, dimana anak-anak yang (untuk ukuran TK/SD) yang masih polos, yang masih meniru-niru, tentu saja harus dijauhi dari segala macam bentuk hal-hal yang negatif, salah satunya adalah tidak mencontoh dan meniru orang yang merokok.
beberapa waktu lalu, gue miris banget ngeliat ada orang ngerokok di lingkungan sekolah anak gue. lingkungan TK - taman kanak-kanak. dan beberapa hari lalu gue ngeliat ada orang ngerokok di dalam lingkungan SD - sekolah dasar - dimana anak gue lagi test masuk.
otak orang itu dimana ya? ngerokok dilingkungan yang harusnya bersih dari asap rokok. okelah kalau ternyata masih terpelajar - punya otak, tapi dimana empatinya tuh orang. gila.
pengen aja sih gue tegur, tapi gue ini orangnya emosian, ujung-ujungnya bisa berantem, dan hasilnya ga baik juga buat contoh ke anak-anak gue.
kalopun gue negur lewat guru/satpamnya juga belum tentu langsung di-iyain, karena mereka juga punya kepentingan sendiri.
akhirnya gue cuma berusaha menghindari orang perokok gak punya otak/empati itu dari anak-anak gue. terserah sih kalo mau ngerokok, mau mati paru-paru elo hangus, ya mati aja sendiri sana, jangan nularin ke orang lain.
Â
You smoke cigarettes? Wow! You're So Cool! LOL, Jk. Have fun dying
— 9GAG (@9GAG) April 10, 2013
Â
Â
Beda negara, beda lalu lintasnya. tapi cuma ada dua jenis, yaitu yang 'setir kanan' apa 'setir kiri'.
Indonesia, Australia dan Inggris itu setir kanan. Amerika dan sebagian besar negara di dunia setirnya di kiri.
Di Indonesia, kalau kita menghadap jalan raya mau nyeberang, maka lalu lintasnya bergerak dari kanan ke kiri. dan setir mobilnya di kanan.
tampaknya hal ini juga berlaku untuk orang Arab yang baru pertama kali ke Jakarta. beberapa waktu lalu gue menyaksikan ada orang Arab, yang nyeberang jalan tapi melihat ke arah yang salah, walhasil nyaris saja dia ditabrak taksi. si supir taksinya misuh-misuh menyangka si orang arab ini nyeberang gak liat jalan.
seumur umur gue belum pernah beli software. hal yang lucu buat orang yang berkecimpung di dunia per-software-an :D
kalo ngomongin beli cd bajakan, bukan itu yang gue maksud. yang gue maksud membayar software yang gue pake kepengembangnya.
dan akhirnya gue membeli sebuah software, yeay! :D
rasanya? rasanya menyenangkan, seperti setelah melakukan kebaikan... errr.. emang berbuat kebaikan deng. harga software yang gue beli ga seberapa. cuma seharga 1 kali minum starbucks atau nonton di bioskop. tapi puasnya memang beda.
salah satu yang menyebabkan orang pada ga terpikirkan untuk membeli software, mungkina karena dibayangan mereka harga software itu mahal.
iya sih, untuk software komputer jelas mahal. makanya gue memulainya dari yang kecil, doain aja bisa membeli software yang mahalan ;)
selain itu, software itu ga ada barang fisiknya. sementara orang terbiasa untuk beli sesuatu ada barangnya, bukan sesuatu yang ga berbentuk.
dan juga mungkin karena kemudahan ditemuinya bajakan disini, sehingga dogma bahwa beli bajakan aja dari pada beli asli itu kental banget di otak orang sini.