ketika kehebohan awal bahwa filosofi kopi akan dibuat filmnya, gue mencoba mengingat-ingat lagi cerpen filosofi kopi yang sudah dibaca entah berapa tahun yang lalu.
sama dengan beberapa reviewer lain yang penuh tanda tanya akan kemunculan karakter el yang sebelumnya tidak ada di cerpen, gue juga merasa (bertanya-tanya) apa perlu ditambah karakter baru?, karena di cerpen, ben dan jody aja sudah cukup, dan gue merasa ga perlu ada tambahan orang lain.
@JennyJusuf btw, gue lebih suka original plot kalo kopi tiwus itu dikasih tau sama bapak2 berbatik :) re: @filkopmovie
— snydez (@snydez) April 5, 2015
hari senin kemaren, akhirnya gue bener-bener menuntaskan membaca buku rectoverso. buku rectoverso ini terdiri dari 11 cerpen yang merupakan belahan hibrida dari 11 lagu bertajuk rectoverso juga.
tiap cerita didalam buku rectoverso ini berdiri sendiri, tapi mempunyai tema yang sama, seperti yang dibilang dee tadi malam di drive'n'jive hardrockfm, bahwa rectoverso ini seperti curhat, curhat yang panjang.
ketika gue membaca satu cerita, gue dengan mudah menikmati awal, jalan cerita, plotnya, tapi.. yang menyebalkan adalah ketika menjelang akhir cerita, banyak dari cerita tersebut yang gue ga bisa mengerti.
mungkin ini adalah konsekuensi gue yang punya otak pendek :D. atau, .. otak gue malas bekerja ketika sudah harus merangkum cerita tersebut untuk gue cerna. atau, gue males mencernanya karena akhir cerita yang ga sesuai dengan yang gue inginkan.
sebenernya bukan cerita dalam rectoverso aja, gue mengalamin hal ini. di kumpulan cerpen filosofi kopi pun gue mengalami hal yang sama :D, yaitu kesusahan mengerti ending dari cerita yang dipaparkan dee
hehe :P, pada intinya, walaupun gue gak akan dengan mudah, atau bahkan kadang pun ga mengerti endingnya. tapi cara berutur dee itu sangat ..sangat menyenangkan.
gue seakan takjub sekali, koq bisa menceritakan dari sudut pandang yang berbeda, padahal tema nya ya mungkin sesuatu yang biasa.
banyak orang yang mempertanyakan kejeniusan dewi lestari dalam menulis, tapi tentu semua orang punya pendapat dan level ekspektasi tertentu. dan karya dewi lestari, baik buku maupun lagunya udah lebih dari ekspektasi gue
ketika baca postingan benny chandra soal rectoverso gue langsung mengarahkan peramban gue ke situs dee-rectoverso tersebut. maklum dengan segala limitasi koneksi ke internet gue cuma buka buka sebentar situs tersebut dikarenakan menggunakan 100% flash. ketika sampai di menu terakhir, disitu ada formulir daring untuk pemesanan. hmm. pikir-pikir sebentar, akhirnya gue tutup situs tersebut, dengan rencana akan buka lagi nanti-nanti.
pas sore pulang kantor, terdengar sebuah lagu di HRFM yang langsung gue tebak bahwa itu lagunya dee. dan ternyata benar!, disusul dengan komentarnya iwet soal novel rectoverso. waahh.. apalagi kemudian di jagad maya twitter juga mulai bertaburan tweet mengenai rectoverso ini, membuat gue segera memesan paket spesial rectoverso di keesokan harinya.
dan setelah memesan dan menunggu beberapa hari, datanglah paket rectoverso tersebut - cuma sayang poster nya penyek karena mungkin tertindih atau tertekan barang lain. dan pagi ini dalam perjalanan ke kantor gue putar cd audio nya.
lagu pertama: rectoverso, membuat gue jadi tidak berkonsentrasi menyetir, karena perhatian gue nyaris terfokus semuanya ke lagu tersebut. suara dee yang khas, dan musik yang tenang, membuat pikiran agak kurang awas dengan situasi jalan :D
akhirnya sampai di parkiran, baru sampai lagu : firasat. masih ada dua lagu lagi yang belom sempat didengar. buat sore nanti aja. dari sekian lagu yang sudah sempet gue denger, memang ga semuanya masuk tercerna dengan selera gue, ada dua yang kurang pas, tapi itu 2 dari 9, dalam 1 album, itu lebih dari cukup untuk gue merasa puas telah membeli rectoverso ini.
paket rectoverso terdiri dari satu novel berisi 11 cerita, dan satu cd audio berisi 11 lagu. yang bisa dinikmati terpisah, tapi beberapa orang menyarankan untuk menikmati kedua nya. dee dan managementnya menyebut produk ini sebagai hibrida, karena menggabungkan dua karya oleh satu orang dalam dua bentuk karya yang berbeda, yaitu lagu dan cerita.