nyaris saja mengalami makan siang termurah. makan di kantin pilih menu  ikan teri kacang, sayur kangkung sama tempe goreng tepung.
selesai makan, dan bayar, si ibu bilang kedengerannya 18.000
jadi gue kasihin 20r, diurusin sama co-ownernya dan lalu dikasih kembalian 12r.
gue bingung, karena gue tadi dengernya 18.000, jadi gue tanya lagi, berapanya. si co-owner nengok ke si ibu ownernya, trus, si ibu 'owner'nya bilang, 10 ribu bukan 8 ribu.
jadilah gue 'ngembaliin' uang dua ribu ke si co-owner.
batal deh jadi makan siang termurah yang pernah gue inget :D
unrelated post: tahukah anda, kalau pengeluaran untuk makan itu bisa mencapai 50% dari pendapatan?
mendengar ceritanya vanya betapa dia kelimpungan ketika salah satu kurirnya tidak masuk 'kantor', dan tidak ada kabar, setelah beberapa hari sebelumnya minta ijin berhenti untuk melamar jadi pengendara motor ojek beraplikasi.
vanya adalah seorang pengusaha rumahan, atau istilah kerennya UKM, atau SME. modal yang ada tentu sudah diperhitungkan untuk menggaji kurir, dibanding menyewa jasa pengiriman lain.
dia membutuhkan kurirnya untuk bisa mengantar pesanan ke penjuru kota. dan ketika kurirnya berhalangan tentu akan mempengaruhi jasa layanannya terdahap pelanggan.
maka ketika jika misalnya semua kurirnya berpindah profesi jadi pengendara ojek beraplikasi, maka dia harus segera mencari pengganti, yang tidak gampang, dan belum tentu bisa cepat dapat penggantinya.
kalau kurirnya berhalangan cuma sekali dua kali tentu ada backup plan, seperti menyewa pengendara ojek beraplikasi ini untuk mengantarkan pesanan.
tapi kalau akhirnya harus mau tidak mau menggunakan jasa ojek beraplikasi ini seterusnya tentu harus dihitung ulang lagi pembiayaan dan harga jual layanannya. kalau tetap menggunakan harga yang lama, mungkin malah tekor.
kalau sudah merugi, jadinya harus tutup usaha.
ketika nanti tidak ada lagi yang mau jadi kurir karena mengejar iming-iming pendapatan yang diperoleh dari menjadi pengojek beraplikasi, maka efek ini bisa menimpa pengusaha-pengusaha lainnya yang terkait dengan mengantarkan produk mereka.
bukan hanya bidang usaha yang terkena imbas teknologi dan inovasi ini. kehidupan berumahtangga pun akan bermasalah.
keluarga menengah keatas selama ini cenderung mengandalkan sopir. sopir pribadi dibutuhkan untuk antar-jemput anak sekolah, atau nyonya rumah yang tidak bisa menyopir, atau kakek-nenek yang butuh diantar melakukan aktifitas mereka.
tapi ketika para sopir pribadi pun beralih jadi sopir beraplikasi, efeknya akan sangat terasa.
jika para sopir ini berbondong-bondong berpindah profesi, maka akan kelimpunganlah para bapak atau ibu yang membutuhkan jasa sopir ini.
mungkin satu dua kali, bisa diakali dengan cuti dari kerja untuk mengurusi transportasi keluarga mereka. tapi jika seterusnya?
di mana-mana, kapanpun, teknologi dan inovasi itu bermata dua. ketika ada yang diuntungkan, akan ada pula yang dibuntungkan.
semoga ada inovasi baru lagi yang bisa mengatasi hal-hal seperti ini.
beberapa waktu lalu gue dan ran ke pasar gembrong untuk beli mainan buat anak-anak. ternyata selain berjualan mainan, di sana pun ada juga toko yang jual buku tulis buat sekolah dan perlengkapan ATK lainnya.
pasar gembrong sama sekali ga bisa dibilang pasar sih. cuma beberapa lapak dan toko yang berjejer sepanjang tikungan jalan di basuki rahmat.
dan barang yang dijual di satu toko, pasti juga ada di toko lain. ada yang harganya sama, ada yang lebih murah atau lebih mahal.
target awal ke sana adalah untuk membeli mainan brick buat anak-anak, maka disambangilah per tiap tiap toko yang menjual mainan tersebut satu persatu.
setelah satu rit dan tahu harga. akhinya mulailah kembali dari awal untuk menuju toko-toko termurah.
tapi, biarpun sudah check harga, ada aja yang masih beli kemahalan :D
nah setelah target asli terbeli, yang berikutnya, ran nanya-nanya buku tulis dan perlengkapannya.
masuk ke toko yang agak besar, ada satu merek yang baru, entah apa yang bisa dicompare dari sebuah buku tulis, tapi gak diambil.
pergi ke toko lain, kali ini lebih kecil. check harga sama penjualnya, trus malah beli buku tulis merek barunya di toko kecil ini. walaupun seberangan dengan toko kecil ini, ada toko yang lebih lengkap jualan barang yang sama.
dan karena sudah nanggung beli buku tulis di toko kecil tersebut, sekalian juga nambah beli asesoris lainnya.