pada suatu waktu gue membaca artikel di koran bisnis indonesia mengenai tabungan masa depan anak. di artikel tersebut dicontohkan orang yang bergaji 15 juta dan diproyeksi untuk mempunyai tabungan kelak sebesar 660 juta.
lantas, gue e-mail-lah si penulis artikel, suli murwani, gue tanya bagaimana dengan orang yang gajinya jauh lebih kecil dari 15 juta. 15 juta gito bo`.., siapa yang mau gaji gue segitu! :D. bagaimana mencapai 660 juta tersebut?.

alih alih terkirim hanya ke suli murwani tersebut, tampaknya e-mail gue terpampang di --entah-- mungkin kaya' surat pembaca nya bisnis indonesia, nama pleus lengkap dengan e-mail gue.

siyalnya, gue waktu ngirim e-mail tersebut gak memprediksi bahwa nama + e-mail gue bakal terpampang secara publik. kalo tau gitu, gue akan pake e-mail khusus yang emang gue legowo-in untuk menerima apapun di inboxnya.

walhasil, karena penampakan tersebut, gue menerima e-mail dari beberapa orang yang berhubungan dengan e-mail pertanyaan gue tersebut. dan lebih kerennya, suli murwani tersebut tak tampak dari salah satu pe-reply e-mail gue.

e-mail reply soal tabungan anak

dari 3 e-mail tersebut, cuma 1 yang approach nya lumayan, yaitu: menjawab pertanyaan gue. 2 lainnya dengan terus terang memberikan penawaran dari produk nya.

yang jadi permasalahan buat gue;

  1. kenapa juga e-mail yang gue tujukan ke khusus ke suli murwani tersebut, jadi masuk ke 'surat pembaca'?
    kalo memang gue ngirim ke redaksi@bisnis.com mungkin wajar ya?..[e-mail tersebut gue karang, gue ga tau e-mail nya redaktur bisnis indonesia]
    atau jika ada disclaimer bahwa semua personal e-mail akan tampil di 'surat pembaca', juga lebih wajar.
    tapi gue tidak melihat discalimer tersebut.
  2. lalu anggaplah bahwa semua e-mail yang ditujukan ke personal penulis di bisnis indonesia akan tampil di 'surat pembaca', koq ya ditampilin secara lengkap, e-mail si pengirim sih?.
    bukannya biasanya ditampilin sonny@xxxx.com misalnya?, [jangan coba coba ngirim e-mail ke situ, siapa tau domain + user tersebut exist, apalagi domain kaya' gitu biasanya sih bakal diganjar spam reply ;)]
    e-mail pribadi khan udah kaya' mobile phone number, gak sembarangan untuk ditampilkan khan?..
  3. jadi pelajaran [..belajar muluk` kapan lulusnya?! :D], jangan sembarangan ngirim e-mail ke public [area] kalo ga siap resiko nya
    btw, gue ngirim e-mail ke tasya felder koq ga dibales ya? ya... minimal tampil di 'suara pembaca' nya jaktv [kalo kaya' gini]  :D

lucu nih,

image diambil tanpa ijin
dari postingannya cosa

nyambung ke nomer 3 itu,
kalo gue perhatiin beberapa tipi, seperti rcti, jaktv mencantumkan e-mail personalnya anchor mereka [ketika lagi bawain berita]. berdasarkan hal diatas tersebut, gue curiga, e-mail tersebut kaya'nya ga dibaca personal deh sama para anchor tersebut. minimal masuk ke redaktur nya ;),
siap ga ya, mereka terima e-mail spam? heheh ;p

 

buat yang mau nikah salah satu yang mungkin dipersiapkan adalah kartu undangan. kartu undangan yang dibuat tentunya diharapkan menyampaikan informasi yang jelas tentang : siapa yang menikah, dimana dan kapan nya.

tapi pada kenyataannya sering kali gue mendenger cerita [kalo gak bisa di bilang komplen] yang berhubungan dengan kartu undangan.

oleh karena itu gue coba ngerangkum beberapa dibawah ini.
kartu undangan pernikahan sebaiknya;

  • buatlah design yang banyak,
    contek undangan undangan yang pernah diterima, dan usahakan dalam jangan waktu sekian lama dari hari h pernikahan
  • konsultasikan design tersebut dengan orang tua masing masing.
    kecuali masing masing keluarga mau bikin pesta pernikahan yang terpisah dengan undangan yang terpisah. argumen dan 'berantem' adalah perlu untuk bener bener memastikan design undangan yang bener bener sreg.
  • mejeng foto calon penganten.
    gak ada salahnya narsis untuk hal ini. karena sering gue denger orang kepengen tau tampang calon pengantennya, bukan sekedar nama dan gelar bererot
  • nah, kadang, mejeng foto calon penganten kaya'nya ga cukup. si penerima undangan kadang kebingungan merasa gak kenal sama si pengantennya, dan gak ngeh juga siapa sih orang tua penganten ini, kaya'nya gak kenal. jadi gue rasa ada baeknya juga foto orang tua calon penganten di pejeng juga ;)
  • cantumkan nomor telpon di masing masing keluarga.
    karena kalo ternyata gak mejeng foto penganten, apalagi mejeng foto orang tua penganten, dan nama orang tua juga merasa gak kenal, si penerima undangan bisa menghubungi no telpon yang tercantum untuk lebih confirm apakah mereka emang bener di undang apa undangan salah alamat.
    • merasa gak kenal bukan berarti gak kenal. karena banyak orang setelah melihat foto atau menelpon, mereka baru sadar ternyata itu relative/relasi mereka. namun mungkin mereka dikenal dengan nama kecil [yang berbeda] atau nama panggilan, jadi ketika melihat nama lengkap [+ gelar] pengirim, si penerima undangan agak kagok
  • peta yang bener,
    buat yang acara nya di gedung, mungkin si gedung, atau eo nya udah punya peta denahnya. tapi coba liat sekali lagi apakah peta itu bener apa engga.
    banyak denah, dibuat secara ekonomis dengan meringkes banyak hal. walhasil denahnya malah bikin nyasar.
  • paling gampang emang milih undangan yang ditawarin percetakan, terus tinggal ganti nama dll, tapi jadinya kurang kreatip ;). nah buat yang merasa kreatif  tapi jangan over kreatif ya.
    misalnya undangannya susah banget dibuka karena di kait kesana, lem ke sini, iket ke sono.
    atau juga misalnya dengan menggunakan quote yang kaga' nyambung, atau quote yang bikin orang yang baca berfikiran yang engga engga :D

 

semenjak gue punya ktp dari umur 17 sampe beberapa hari yang lalu, data di ktp tersebut gak pernah berubah. tiap gue memperpanjang ktp, gue hanya memperpanjang normal tanpa ada merubah data.

beberapa waktu setelah gue menikah, gue berencana untuk mengubah data di ktp gue, dari belum kawin -- [sialnya status ini dibeberapa daerah, adalah tidak kawin] -- menjadi kawin / menikah.
nah ketika gue mencoba mengurusnya, ternyata sekretaris rt menyarankan untuk menunggu sampai ktp gue expired, barulah merubah datanya.
lah, koq gitu?, sementara pada saat yang bersamaan gue udah mengurus kk yang menyatakan gue udah mempunyai keluarga tersendiri.
kalo ternyata data di kk dan di ktp beda, gue berpikir, betapa berantakannya data kependudukan hanya karena masalah sepele ini.

tapi gue tetep ngikutin saran si sekrt tersebut.

sebulan menjelang masa expired nya, gue mengajukan perubahan data ke kelurahan. gue ga hanya mengubah status perkawinan gue, tapi juga gue mau menambahkan data golongan darah, dan perubahan pekerjaan -- yang masih berstatus : pelajar.

di kelurahan, gue serahkan semua berkas pengantar rt, rw, dan kartu keluarga. petugas lalu mencatat bla bla bla, lalu menyerahkan tanda bukti untuk pengambilan ktp tersebut nanti.
"bisa diambil kapan pak?," tanya gue.
dengan suara agak kurang terdengar, "..15 hari..," kata petugas dibalik loket.
"oh iya, itu aja pak?" tanya gue sambil hendak beranjak.
dengan suara agak lebih gede dari yang tadi, "..ada biaya administrasinya mas!,"
kaya'nya waktu tadi gue baca di papan yang digantung di atas loket, biaya perpanjangan itu Rp.0,- deh.
"berapa pak?" tanya gue.
dengan suara jadi kecil lagi, "serela nya.."
he? terus kalo gue gak rela, terus perpanjangan ktp gue gak diproses gitu?.. bujuq, sekalian aja pak pasang paypal, tempel id atau apalah di loket nya

Perda No. 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah
Pasal 8
(1) a. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
   1. WNI sebesar Rp.0,00
   2. WNA sebesar Rp. 0,00;
(2) Keterlambatan pendaftaran/pencatatan/pelaporan kependudukan dan catatan sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku selain dipungut retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dikenakan denda :
   1. WNI sebesar Rp. 10.000,-
   2. WNA sebesar Rp. 50.000,-

source : kependudukan dan catatan sipil dki jakarta

berhubung gue juga gak buru buru butuh ktp, bener bener gue kasi serelanya dan seadanya di dompet gue, dimana cuma terdapat uang receh 1000-an empat dan dikantong ada 500-an 2 buah.

gue curiga nya, begitu dia bilang 15 hari, mungkin dia menunggu respon gue, dan karena gue gak protes "koq lama amat" atau sejenisnya, akhirnya cuma kata "serelanya" yang terucap.

setelah sebulan, gue datang ke kelurahan lagi,
kasi surat tanda pengambilannya, nunggu, mana gak kedengeran pulak suara petugas yang manggilnya karena loket dijejali orang yang ngejogrok di depannya begitu kaya'nya nama gue dipanggil, gue sahutin, terus gue kasi foto 2x3 gue. ditempel dan di stempel, lalu ktp yang belum terlaminating itu dikasi ke gue,
gue terima, dan kaya'nya gak ada additional option seperti waktu mengajukan permohonan, gue langsung cabut.

dan setelah diperhatikan, apa yang gue minta dirubah, ternyata gak secara penuh dilaksanakan. golongan darahnya tetep gak ada isi nya, dan bahkan alamat gue sekarang jadi alamat lengkap, bahkan nama gue pake gelar akademis gue.
gue curiganya, data tersebut diambil dari kk.
dan kecurigaan lainnya adalah, apakah ktp gue akan mempunyai data yang update, kalo ternyata gue engga minta perubahan data?

 

Komentator

  • Bidadari Rika:  hai, ika salam kenal, ane belum punya instalgram. jadi belum[~~]
  • Rika:  Ih lucu yaaa instagram nya Pitra... dulu [~~]
  • nita:  sangat inspiratif :D umroh in ramadhan [~~]
  • nita:  semoga cepet pulih ya paket haji plus [~~]
  • nita:  semoga cepet pulih ya http://paketumrohhaji.com/ [~~]
  • Natalia:  Semoga cepat pulihnya... Fisioterapi itu memang harus rajin dijalanin ya...[~~]
  • Objek Wisata Di Bandung:  Yang namanya buah sepertinya enak tuh gan. Apalagi buah-buahn yang[~~]

Links

TagCloud