nyaris tiap sore 5:27 gue menonton anime one piece di globaltv. menghubur selepas perjalanan pulang kantor yang sering nyebelin karena macet dan capek hati karena ketololan pengendara lain.
one piece ini beberapa tahun lalu pernah ditayangkan di rcti. waktu itu gue gak begitu berkesempatan untuk bisa menontonnya [lupak kenapa]. sehingga waktu itu cuma berusaha membaca mangascannya yang gue dapet dari xetto.
tapi ternyata menonton di tivi lokal tampaknya jauh dari kepuasan. karena : animenya dipotong potong! dipotongpotong sehingga banyak cerita yang hilang, yang gak tau kenapa bagaimana, misalnya si chopper bisa semaput. atau koq tiba tiba berantemnya udah selesai, lha emang kapan mulai berantemnya?..dll.
sama seperti anime anime lain yang diputar di tivi lokal lain, seperti detective conan di indosiar memang sengaja dipotong untuk menyesuaikan dengan banyaknya iklan dan dikarenakan total menit tayang nya sekitar 40 menitan.
sementara indosiar hanya menayangkan 30 menit, itu sudah termasuk iklan. jadi walhasil terjadi pemotongan, terutama dibagian ending song.
nah kembali ke globaltv, beberapa kartun seperti danny phantom pun ternyata tidak lepas dari pemotongan. terasa banget kalo emang sedang serius ngikutin jalan ceritanya. jadi curiga gue, kalo globaltv emang sengaja motongĀ² pelem supaya dapet ngejejalin iklan yang banyak di durasi tersebut.
khusus untuk one piece, ada beberapa kemungkinan,;
pertama, emang seperti pelem kartun lainnya, dipotong oleh globaltv untuk dijejalin iklan.
kedua, warisan dari rctinya emang udah dipotong
ketiga, dipotong karena disensor. soalnya anime ini penuh kekerasan, dan darah, dan rokok!, dan tentu juga echi :P
kalo ternyata alasannya adalah yang ketiga, harusnya ditayanginnya agak malam dunk.
tapi sayangnya pelem kartun atau anime bisa dibilang sangat tidak lazim ditayangin malem. ini pemikiran orang yang taunya pelem kartun / anime itu untuk konsumsi anak anak. padahal belom tentu.
gambar diambil dari : http://aes-kawa.supafan.net/
buat orang [kaya' gue] yang agak kurang heboh dalam berinteraksi dengan manusia membuat gue bersyukur dengan adanya teknologi internet.
gue bisa berkomunikasi bagaikan nyata secara virtual, misalnya dengan e-mail (mailing list), instant messenger, forum, blog.
teknologi-teknologi tersebut membuat gue bisa berinteraksi dengan manusia lain yang belum tentu bisa gue dapetin ketika hanya mengandalkan kemampuan gue berinteraksi dalam dunia nyata.
tentu saja jika hanya berada dalam lingkup maya aja, gak terlalu berguna dalam bersosialisasi, karena dalam dunia maya apapun bisa bertolak belakang.
lho? emangnya kalo di dunia nyata yang namanya manusia bisa lurus lurus aja antara omongan dan kelakuan?
ya enggak juga, tapi kalo di dunia maya, tanpa ada verifikasi nyata, bisa aja ngakunya ce ternyata co. bisa aja ngakunya umur 25 ternyata masih 40 tahun :D
karena itu, ketika dunia virtual tersebut dikonversi jadi pertemuan nyata, minimal beberapa hal bisa dipertegas,
misalnya "oo ternyata si entu cakep.", "oo si enoh pendiem beda kalo di ceting rame."
semuanya bisa diverifikasi secara kasat mata
kembali kemasalah interaksi.
ketika teknologi berupaya membantu manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain, minimal dalam lingkup virtual dulu, akan membuat rasa percaya diri, rasa dihargai timbul dalam diri orang terkait.
teknologi instan messenging yang disertai kemampuan buddy pounce tentu membuat lebih akrab dari pada diem-dieman. walaupun ada efek sampingnya :D
dengan buddy pounce, orang yang kita pounce akan menerima pesan kita sesuai setingan pounce yang dipasang. tanpa perlu kita sendiri yang mengirim pesan tersebut.
dibandingkan dengan di dunia nyata, nggak semua orang khan bisa ber "hai , hai" ke SEMUA orang yang dia kenal (apalagi yang ga kenal).
masih belum nangkep?
sekarang coba posisikan kalo misalnya elo kenal [kenal muka doang, tau nama, gak pernah ngobrol] dengan seorang bos (bos bisa diganti dengan yang mungkin lebih menarik, misalnya selebriti).
buat elo yang [dalam hal [contoh] ini] mempunyai kemapuan berinteraksi yang gak heboh, tentu akan merasa minder, ataupun gak pede hanya untuk sekedar menyapa si bos / selebriti itu.
tapi apa jadinya jika pada suatu hari si bos / si selebriti tersebut tersenyum ke elo dan kemudian menyapa dengan ramah.
nah rasa pede elo pasti khan meningkat, dan bahkan bisa jadi percakapan atau ngobrol yang belum pernah terjadi sebelumnya.
ketika cerita tersebut dikembangkan, ooh .. ternyata asisten si bos / si selebriti yang ngebisikin dari belakang, "eh itu lho si [taro nama elo disini], dia hari ini ulang taun."
demi sekedar basa basi atau apapun yang menjadi latar belakang penyapaan tersebut, tetep hal itu berdampak positip khan buat elo.
nah sekarang coba gantikan asisten tersebut dengan sebuah perangkat misalnya henpon / pda yang dimaksimalkan penggunaannya dengan mengisikan tanggal ulangtaun kenalan.
disinilah teknologi memancing manusia untuk berinteraksi.
seperti yang terjadi beberapa hari lalu. pengelola parkiran motor di tempat client memasang sistem komputer dan kamera cctv.
pada sore hari gue akan pulang, setelah menyerahkan 'karcis parkir' gue dikejutkan oleh sapaan petugas parkir tersebut.
"selamat sore pak sonny, hati hati di jalan pak,"
:o gue pake helm ketutup, pake tutupan mulut, gue ga kenal dia, dan gue yakin dia ga kenal gue.
tapi dia menyapa.
oalah, teknologi,
kemungkinan besar, setelah men-scan karcis parkir berbarcode dari gue, komputer dihadapannya menampilkan nama yang terdaftar sebagai pemilik kendaraan bermotor berdasarkan plat nomer,
lalu direlasikan dengan data pegawai di kantor tersebut.
setelah cocok bahwa nama gue muncul sebagai pemilik/pendaftar kendaraan bermotor ini dan juga gue terdaftar sebagai pegawai di kantor tersebut, dengan tidak ragu, petugas tersebut langsung menyapa. dan proses dari mulai mengasih karcis, men-scan karcis, tidak lebih dari 1 menit.
walaupun begitu, gue tetep terkesan.
karena dalam praktek, ada pendaftar yang berbeda nama dengan nama pemilik kendaraan. kalau hanya sekedar menampilkan data pemilik motor, atau data pendaftar motor, bisa jadi ada kesalahan identifikasi,
tapi tetep salut sama pak petugas nya deh :) dan juga atas teknologi nya
note: maya, dunia maya, virtual, dunia virtual dipergunakan saling berganti dengan maksud dan arti yang sama.
hujan yang merambah jakarta hampir tiap hari disaat berangkat dan pulang beraktifitas, membuat pengendara motor seperti gue udah bisa dipastikan mengenakan jas ujan kalo pengen tetep pulang/berangkat on-time.
di parkiran kantor client yang terletak di area terbuka, membuat harus rela basah untuk menuju keparkiran. dan parkiran motor dimanamana -- apalagi yang bekerja sama dengan third party macam secure parking dan sejenisnya mengharuskan pengendara yang keluar parkiran untuk menunjukkan stnk.
nah kalo di aera terbuka gitu, gimana cara ngeluarin stnk tanpa tidak terkena aer hujan?. kalo si petugas nya mau jadi kaya' umbrella girl man sih ga pa pa bisa mayungin. tapi kalo dia nya cuek aja ada di pos nya, khan ribet.
nah kemarin, demi mencegah repotnya gue untuk mengeluarkan stnk dari dalam dompet yang berada di dalam tas dan tertutup jas hujan, gue menaruh stnk tersebut di kantong jas ujan.
dan memang, cepet, ngeluarin stnk -- diliat sama petugas nya --gue masukin lagi ke dalam kantong jas ujan.
tapi ada beberapa hal yang luput dari perhitungan gue.
gue gak berani untuk menarik keluar kertas stnk nya dari plastik, bisa putus/robek. dan gue juga gak mau ngerobek plastiknya, ntar dipermasalahin pulak sama samsat. :(
gue coba anginanginin pake kipas angin, gak kering, bisa bisa gue masuk angin :D
gue taro diatas tipi yang nyala, plastiknya berembun, artinya uap air di dalamnya ga keluar.
akhirnya gue pake mesin hair dryer :D, sukses, dalam hitungan 15 menit, kering, tapi ya itu, kertasnya lecek.
sebenernya menunjukkan stnk ketika keluar parkir adalah yang bagus. soalnya untuk keamanan.
tapi di satu sisi, agak repot dan beresiko. misalnya kehilangan stnk nya kaya' benny dan ibnu karena gak inget apakah naro kembali ke dalem dompet, atau malah terjatuh ketika mau masukin ke dompet.
atau kaya' gue yang akhirnya lupa naro dimana, dan ternyata ketinggalan di dalam kantong jas ujan berhari hari.
jadi ada bagusnya dibikin sistem seperti, misalnya penggunaan sidik jari untuk masuk harus sama dengan sidik jari keluar. tapi agak ribet jika ternyata pengendaranya pake sarung tangan.
atau menggunakan scanner retina mata jika untuk masuk dan kemudian di check kembali ketika keluar, dan harus sama.
atau nggak, yang manual, si petugas harus mendatangi motor si pengendara sebelum si pengendara bersiap siap, jadi lebih gampang untuk nunjukkin stnk nya, sebelum make jaket atau jas ujan.
moral of the story :