lagi flipping channel, pencetan gue berenti di suatu tv ~lupak tivi apa~ yang sedang menayangkan bahwa indonesia ini sedang krisis air. dibeberapa daerah seperti di sekitar jogyakarta para penduduk mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kehidupan sehari-hari ~layar tivi menampilkan gambar tanah yang retak-retak~.
kemudian pembawa acara menampilkan fakta bahwa sebagian besar air terbuang karena mencuci, mencuci dengan membilas sampai 3 kali.
kemudian layar tivi menampilkan acara seperti seminar ~panggung; tepatnya~ yang men-demo-kan sebuah produk yang bisa menghemat air ketika mencuci, dengan tidak perlu lagi membilas berkali-kali, cukup sekali bilas.
disatu sisi, ini adalah edukasi yang baik untuk pemirsa, bahwa iritlah air, banyak orang lain yang kesusahan air.
disatu sisi karena ingin jualan, sebenernya yang ditonjolkan dilayar itu ga pas.
maksud gue, anggaplah orang jakarta mengirit air. tapi apakah air yang teririt itu bisa 'di export' ke daerah gunung kidul? ya engga khan. mau bagaimana situasinya, kondisi di daerah yang kekeringan gak bisa ditalangi oleh daerah yang berlimpah air.
kecuali, kalau ingin menimbulkan empati, supaya orang sadar, bahwa gak bagus buang-buang air sementara ada saudara kita yang kekurangan air.
related news: Gerakan Mencuci Sekali Bilas ala Molto
related post: Gerakan Sekali Bilas Molto Ultra , sekali bilas
Beberapa tahun menggunakan Xplore G18 tersebut, beberapa kali harus mengalami servis, akhirnya pada ujung-ujungnya selesai ketika screen nya pecah.
tapi karena kepincut dengan ke'sederhana'an henpon tersebut. gue mencoba mencari penggantinya, yang Palm device juga. waktu itu gue kepengen punya generasi berikut dari Xplore ini, yaitu Xplore M68, sayang ga kesampean, karena sulit sekali mencari ada yang jual di jakarta. nitip dari malaysia pun ga sukses.
alhasil, gue beralih ke Palm device lain, yaitu Palm Treo 650.
Palm Pre
dari sudut pandang bentuknya, gue tetep menganggap iPhone masih elegan, masih belom ada yang nandingin. tapi yang menarik perhatian gue adalah OS nya, dari segala macam gosip, bakal makai linux lah, dst, dll. ternyata si Palm Pre ini pake WebOS.
weh, OS apapulak tuh?.., setelah diliat di wiki, ternyata OS ini memang sudah dimulai dari tahun 1999, dan peruntukannya adalah untuk aplikasi dekstop yang engine nya adalah webserver. jadi menggunakan resource internet daripada pakai resource desktopnya.
hmm, menarik.
sekarang pertanyaanya, apakah Palm bisa sukses menjual Palm Pre ini setelah launchingnya (6 bulan lagi?). ketika orang masih euforia dengan gadget baru ini, ada bagusnya Palm segera mebuat sistem pendistribusian ke negara-negara yang berminat. gak seperti iPhone 3G yang maju mundur ga jelas kapan bakal 'terbit' di Indonesia.
image source : mobilecrunch
unreated post : termakan iklan
As my twit to @budip that in hostile situation, it isn't wise to do things such live coverage/live report. because it's not just giving information to the world but it giving information to the terrorist too.
I'm taking sample from the movie Speed and Die Hard. in the movie Speed, the terrorist monitoring every police move in real time because the media (tv/satellite) covering the situation and aired it live.
In movie Die Hard, the tv reporter finally managed to find out John and Molly's house, and aired it live, and instantly the terrorist know the relation of John and Molly.
You might laugh of my movie reference on this Mumbai terrorist attack, but please do read this : Mumbai Terrorists Watch World React With Horror Using BlackBerrys
My point is, everybody has the right to access live coverage, so as the terrorist, no way you can forbid the terrorist to get valuable information on the situation, if media - with their scoop arrogance - still broadcasting live.
Just don't give them free candy on such situation, make their act stopped by turn off any such technology that can broadcast live