salah satu jenis makanan favorit gue adalah martabak.
any martabak will do, selama terasa manis + gurih, ga masalah kalau itu adalah martabak pinggir jalan.
beberapa waktu belakangan ini agak jarang nyemil martabak, saking lamanya gak pernah nyemil martabak, dalam rentang waktu tersebut banyak sekali merek-merek martabak yang nge-hits.
dan martabak merek-merek terbaru tersebut menyajikan martabak dengan 'topping' terkini, dari nutella, toblerone, ovomaltine, dan lain-lain yang baru kali ini gue denger dijadiin toping.
sering banget denger, di sana martabak paling enak sejakarta, di situ martabak yang paling terkenal, dll, dll
pernah iseng beli martabak karena baca postingan blog bahwa di rawamangun di seberang tip top ada martabak paling enak sejakarta.
tapi kadang, beli martabak selewatnya, pas lagi lewat ada tukang martabak, ya beli.
nah, beberapa hari lalu ketika ran kepengen martabak, pergilah gue beli martabak di dekat rumah, martabak pinggir jalan yang dulu katanya terkenal,
ternyata mereka punya menu martabak dengan topping nutella. nah kebetulan, karena udah ketinggalan jaman, belum pernah nyobain satu pun martabak yang lagi ngehits itu, jadi siapa tau bisa diawali dari nyobain martabak nutella itu kaya' gimana.
pesen 1, dengan harga nyaris 2 kali lipat harga biasa.
tapi apa nyana, entah memang nutella itu rasanya biasa aja, atau memang martabak pendukungnya biasa aja, karena rasanya sama seperti martabak manis biasa.
mungkin lain kali kalau nyoba martabak boss, atau martabak pecenongan, atau martabak markobar bisa terasa bedanya dari martabak biasa.
mendengar ceritanya vanya betapa dia kelimpungan ketika salah satu kurirnya tidak masuk 'kantor', dan tidak ada kabar, setelah beberapa hari sebelumnya minta ijin berhenti untuk melamar jadi pengendara motor ojek beraplikasi.
vanya adalah seorang pengusaha rumahan, atau istilah kerennya UKM, atau SME. modal yang ada tentu sudah diperhitungkan untuk menggaji kurir, dibanding menyewa jasa pengiriman lain.
dia membutuhkan kurirnya untuk bisa mengantar pesanan ke penjuru kota. dan ketika kurirnya berhalangan tentu akan mempengaruhi jasa layanannya terdahap pelanggan.
maka ketika jika misalnya semua kurirnya berpindah profesi jadi pengendara ojek beraplikasi, maka dia harus segera mencari pengganti, yang tidak gampang, dan belum tentu bisa cepat dapat penggantinya.
kalau kurirnya berhalangan cuma sekali dua kali tentu ada backup plan, seperti menyewa pengendara ojek beraplikasi ini untuk mengantarkan pesanan.
tapi kalau akhirnya harus mau tidak mau menggunakan jasa ojek beraplikasi ini seterusnya tentu harus dihitung ulang lagi pembiayaan dan harga jual layanannya. kalau tetap menggunakan harga yang lama, mungkin malah tekor.
kalau sudah merugi, jadinya harus tutup usaha.
ketika nanti tidak ada lagi yang mau jadi kurir karena mengejar iming-iming pendapatan yang diperoleh dari menjadi pengojek beraplikasi, maka efek ini bisa menimpa pengusaha-pengusaha lainnya yang terkait dengan mengantarkan produk mereka.
bukan hanya bidang usaha yang terkena imbas teknologi dan inovasi ini. kehidupan berumahtangga pun akan bermasalah.
keluarga menengah keatas selama ini cenderung mengandalkan sopir. sopir pribadi dibutuhkan untuk antar-jemput anak sekolah, atau nyonya rumah yang tidak bisa menyopir, atau kakek-nenek yang butuh diantar melakukan aktifitas mereka.
tapi ketika para sopir pribadi pun beralih jadi sopir beraplikasi, efeknya akan sangat terasa.
jika para sopir ini berbondong-bondong berpindah profesi, maka akan kelimpunganlah para bapak atau ibu yang membutuhkan jasa sopir ini.
mungkin satu dua kali, bisa diakali dengan cuti dari kerja untuk mengurusi transportasi keluarga mereka. tapi jika seterusnya?
di mana-mana, kapanpun, teknologi dan inovasi itu bermata dua. ketika ada yang diuntungkan, akan ada pula yang dibuntungkan.
semoga ada inovasi baru lagi yang bisa mengatasi hal-hal seperti ini.
kehebohan film pendekar tongkat emas, buat gue sangat terasa sekali gaungnya di ranah media sosial. pertama karena gue follow mira lesmana di twitter dan di instagram.Â
dan ditambah promosi gencar dari akun filmnya di twitter dan facebook.Â
tapi dari awal mendengar bahwa film ini adalah film silat - silat klasik, gue pribadi ga terlalu tertarik. ya karena selain gue ga tertarik sama adegan silat, gue udah ter-donder dengan film-film drama biasa.
jadi untuk kemudian film yang katanya berbudget 25 milyar rupiah dan memakan waktu shooting on-site di sumba berbulan-bulan (3 bulan?) tentu setidaknya ada diapresiasi. untuk itu gue memberi ponten 3 untuk skala 1 sampai 5. lah pelit amat mengapresiasi :D :D, ya itu karena pertimbangan gue dibawah ini.
yang bikin poin minus dari film golden cane warrior (gue ga tau kenapa ada dikasih subjudul bahasa inggris) adalah karena film ini besutannya mira lesmana dan riri riza! dari seorang maestro perfilman tentu diharapkan kondisi film yang lebih ok dari yang sekarang gue rasakan.
film ini pemilihan cast nya tentu sudah melalu proses dengan syarat kondisi tertentu, tapi kenapa nicolas saputra? walhasil image rangga ga lepas dari karakter elang. mana diakhir film ada adegan ciuman untuk kemudian ditinggal pergi dan scene bulan purnama pulak :D :D aadc part deux?
jadi @mirles ini punya fetish purnama dan kissing scene di ujung film
— snydez (@snydez) December 24, 2014
dan karakter dari tara basro, ini apa emang didirect seperti itu? sepanjang film koq banyak banget close-up ke mukanya dia, dan akting sinisnya jadi keliatan ga gitu sinis. atau bukan itu yang diharapkan? :D
dan salah satu lagi permasalahan cast, yaitu : kurang banyak!
mau bikin film dengan nuansa silat, perguruan silat ternama dan pertandingan silat ya diharapkan figuran untuk jadi penontonnya harus buanyuak dong. lah koq seuprit gitu doang.Â
apa ga diusahain pake teknik kamera gimana gitu biar jadi terlihat banyak orang?
dan minus terakhir adalah scene yang ada beberapa lobang disana-sini, walaupun dimaklumi, tetep aja ganggu.
kaya perjalanan waktu berlatihnya dara kepada elang yang seharusnya tergambar berlangsung bertahun tahun, terasanya cuma berapa minggu. makanya heran ketika pertarungan dara dengan gerhana, tiba-tiba terinterupsi dengan kehadiran anak umur 5 tahunan dari gerhana - biru.
dan salah satu yang mengganggu adalah pindahnya lokasi scene berantem dari tempat perguruan baru tongkat emas ke tempat perguruan tongkat emas yang lama, yang kalo ditilik dari scene di awal film, itu lumayan jauh jaraknya.
ok, sekarang nilai plus nya.
pertama, karena ini film mira lesmana dan riri riza! lho?! double standard! heheh biarin. film mereka selalu yang terbaik, jadi buat gue itu menjadi nilai plus juga, heheh :P
proyek idealis, ingin menampilkan keindahan alam sumba ke penonton, tentu saja selain penonton indonesia juga kepada penonton asing.
dan juga dedikasi para cast dan crew-nya berbulan bulan di sumba yang terkenal sebagai salah satu daerah terkering di indonesia, pasti agak menyakitkan untuk orang kota. dan para aktor aktrisnya rela berjibaku belajar naik kuda sampe jatoh-jatoh, dan memar-memar karena belajar kungfu silat, karena mereka ngakunya memang tidak punya keahlian bela diri apapun sebelumnya.
Â
mira lesmana pernah berseloroh di twit nya kalau film pendekar tongkat emas ini meledak, dia akan membuatkan aadc 2!Â
Ayo SIAP2! Kalau penonton PENDEKAR TONGKAT EMAS meledak, gw BIKIN deh AADC 2, hihi ✌ï¸â€œ@KompasTV: Bersiap dgn kedatangan @PendekarTktEmas "
— Mira Lesmana (@MirLes) November 12, 2014
entah apa ukuran meledak buat mira lesmana, tapi kalau melihat jumlah penonton bioskop sampai akhir desember 2014 masih sangat jauh dibawah film-film indonesia lain yang beredar berbarengan di desember.
jadi semoga film ini meledak menurut mira lesmana, sehingga jadi dibuatkan aadc 2! yey.
nah buat yang belum nonton, langsung check lah di mana bioskop yang masih nayangin dan segera tonton sebelum habis masa edarnya.