ulang tahun denny 17 agustus ini kebetulan bulan ramadhan, jadi sekalian bikin acara buka puasa bersama.
salah satu susahnya punya anak yang pengen bikin acara di tanggal 17 agustus adalah harus bersaing dengan lomba-lomba tujuhbelasan. soalnya bisa jadi banyak yang ga bisa bentrok karena acara lomba. atau juga teman/saudara yang tinggal jauh dari rumah kesulitan untuk sampai disini karena banyaknya jalan yang ditutup untuk acara 17an.
makanya lumayan beruntung untuk tahun ini, acara lomba tujuhbelasan ga ada dilingkungan sini, jadi pada bisa datang on-time.
Alhamdulillah, putra ke dua gue dan ran telah lahir. cowok lagi, jadi denny punya sparring partner nih :D apalagi berat sikecil ini di claim sama dokternya lebih berat 200 gram dibanding denny waktu lahir.
karena jaraknya berdekatan dengan denny yang baru berumur 14bulan-an, akhirnya harus melalui proses sectio (cesar).
dan untuk kali ini, gue masih dibolehin masuk ruangan operasi. jadi hal-hal yang gak gue lihat waktu kelahiran denny, sekarang jadi jelas.
kesimpulan gue, siapa sih yang nyiptain cesar ini, serem. makanya dokter Z. Arief SpOG beberapa kali mencari penegasan dari gue apakah gue tahan ngelihat darah.
gue sih tahan ngeliat darah, tapi yang agak meleset dari perkiraan gue adalah, gue gak begitu tahan ngeliat pembedahan. yang ada gue ngilu juga ngeliat ketika scalpel itu membuka kulit ran.
akhirnya gue beraniin untuk ngerekam, dan betapa ngilunya ngeliat sikecil dikeluarin dari perut dengan forset(?).
setelah dibersihkan oleh dokter Barita SpA, gue minta sikecil untuk inisiasi dini. jadi selagi ran dijahit kembali, sikecil ditaruh di dadanya untuk mencoba mencari puting susunya. karena waktunya tidak memungkinkan, sesaat sebelum selesai dijahit, sikecil sudah diambil untuk ditaruh diruangan untuk dipanaskan.
dengan kemurahan hati dr. Arief, gue dan nyokap diperbolehkan masuk ruang operasi.
baru kali ini masuk ruang operasi, semenjak pintu luarnya gue udah harus pake baju, yang makenya kebalik. terus abis itu ganti baju dengan baju ijo yang sering di liat di tipitipi lah (seperti di serial E.R) dan pake sendal jepit khusus ruangan operasi.
dari awal gue udah diwantiwanti nyokap, kalo gue gak kuat ngeliat darah banyak, mendingan ga usah. gue raguragu, karena gue gak tau gue kuat apa engga. tapi terus dr. Arief meng-urge gue untuk ikut masuk ruangan operasi.
sampai di dalam, gue disuruh berdiri agak di pojok. sementara itu ran dipersiapkan di meja operasi,
dibius lokal di suntik disekitar tulang punggung.
hampir setengah jam, (ga tau deh -- kirakira) belum ada tanda tanda mulai, dan gue perhatiin dokter Arief dan dokter anastesi nya sibuk melirik ke alat pendeteksi detak jantung.
dokter anastesinya beberapa kali mencoba menenangkan ran, terus, dipanggillah gue untuk mendekat. terus gue coba nenangin ran. dan setelah beberapa saat, akhirnya detak jantungnya mulai normal. dan dimulailah operasi nya.
ada tiga dokter yang wajib hadir pada operasi sesar, yaitu dokter kandungan, dokter anastesi dan dokter anak. lalu dengan bidan serta beberapa orang suster
sekitaran 2.30-an, alhamdulillah, anak pertama kami lahir.
"langsung nangis ya, son," kata dr. Arief
setelah dibersihkan dan diberi label, terus gue melafalkan azan di kuping kanannya, dan iqamat di kuping kirinya.
kemudian dibawa oleh bidan yang ikut serta pada operasi tersebut untuk ditimbang dan diukur.
gue kembali ke ran, karena dokter ternyata melanjutkan untuk mengangkat miom.
beberapa lama kemudian, kedua miom berhasil diangkat.
buset, sebesar telor bebek.
dan kemudian ran dibersihkan, dan siap dipindahkan ke ruang pemulihan