weekend kemarin ada kejadian di twitter dimana seorang pengguna twitter dianggap memflood followersnya dengan twit yang berulang ulang.
setelah ditelaah, tenyata user tersebut memfeedkan twitter post nya ke tumblr nya dia, lalu kemudian postingan di twitter dan di tumblr ditangkap oleh friendfeednya (seperti yang dilansir aulia) yang kemudian oleh friendfeed di lemparkan balik ke twitter. dan yang dilemparkan oleh friendfeed ke twitter tersebut kemudian di feedkan ke tumblr... dan berulang terus.
nah, ketika banyak followernya yang komplen, dia minta maaf, tapi karena kesal dengan komen komen yang dilontarkan oleh followersnya, dia lalu menghapus account twitternya. dengan berargumen, "harusnya kalo gak suka ya tinggal unfollow aja gak usah menghardik".
ha? uhmm. eh..mmm au ah..gue gak bisa merangkai dalam kalimat yang pas.
tapi argumen itu, bener bener merubah pandangan gue ke orang(-orang) yang sudah berkecimpung lama di dunia internet ini.
ternyata buat orang yang sudah berkecimpung di dunia maya ini sekian lama, ga membuat seseorang jadi dewasa menghadapi intrik didalamnya.
hmm terbersit oleh gue, orang yang udah bangkotan di internet aja gitu, apalagi newbie di internet? dan gue agak nyeri membayangkan kalo ada newbie yang menggangap hal tidak menyenangkan yang dilakukan oleh user bangkotan itu adalah hal yang wajar. gak usah terima kritik, ngomel balik aja.
internet bisa dibilang sebagai dunia tanpa penguasa. penguasa hanya terbatas dalam lingkup tertentu misalnya di milis, di forum, tapi secara umum sih bisa dianggap gak ada penguasanya. tapi bukan lantaran gak ada penguasa, maka seseorang bisa melakukan apa saja tanpa konsekuensi di internet ini.
dengan semakin banyak web aplikasi yang bertaburan di internet, dan ditambah dengan kurang mengerti penggunan dan efek dari aplikasi yang mereka gunakan, membuat ini seperti pembelajaran tanpa akhir.
gue menyarankan untuk para penikmat dunia maya ini, untuk menggunakan aplikasi sesuai dengan fungsinya.
aplikasi social networking seperti friendster, facebook, dll. aplikasi ini memang tidak membatasi siapa saja yang harus jadi atau diajak menjadi teman. tapi bukankah lebih baik tidak men-accept request dari - atau - mengajukan friend request kepada orang yang tidak dikenal?
lalu aplikasi blogging khusus seperti tumblr. ya gunakanlah tumblr untuk posting, quoting, publish image, publish chat dll secara manual!. publish lah sendiri, jangan jadikan tumblr itu tempat sampah dengan menggunakannya untuk menampung feed dari aplikasi / blog lain.
kalo emang mau punya agregator feed, ya gunakan aplikasi macam friendfeed yang memang dikhususkan untuk menampung itu semua. tapi janganlah menggunakan friendfeed untuk di feedkan ke aplikasi lain.
memang sih, penggunakan aplikasi itu tergantung dari user masing masing, karena memang tersedia dalam feature tambahan yang bisa digunakan. tapi mbo' ya pikirin, hidup di internet itu bukan elo doang. orang-orang yang terkait pasti akan terkena imbas.
ya sudahlah, tekonologinya koq yang tolol, kenapa mau dan bisa diabuse seperti itu.
jika merujuk istilah 'maling ayam' adalah pencuri ayam, maka 'maling data' adalah pencuri data.
he? buat apaan sih data dicuri? buat sebagian orang, mereka merasa gak terlalu direpotin dengan hal itu, tapi mungkin sebagian lain sebaliknya.
jim yang duduk gak jauh dari gue, mendapat telpon dari lobby depan, katanya ada yang mau ketemu bilang udah janji. begitu disamperin, jim agak heran kaya'nya gak ada janji dengan 2 orang wanita. tapi karena orang orang tersebut bisa meyakinkan jim untuk berbicara lebih detail, jim ngajak ke meeting room.
gak berapa lama mereka udah keluar dan tamu itu pun pergi.
tapi ga lama, iwan, security yang ada di depan (lobby) dateng ke gue,
"mas, boleh ga, ada orang lain punya daftar pegawai sini?" tanya iwan.
"buat apa?, siapa?" tanya gue balik. "khan udah ada phonelist, buat apa orang lain pengen punya daftar pegawai sini?"
"ooh berarti ga boleh ya?"
"boleh boleh aja tergantung keperluan. ini orang lainnya, pegawai sini apa bukan?" tiba tiba gue tersadar arah pertanyaannya. "kalo orang bukan pegawai sini jelas jelas ga boleh."
"ooo..mmm.. tadi tamunya pak jim, bawa print-an yang tiap hari diprint itu mas"
"daftar absensi?"
"iya, .. terus sih tadi udah saya minta, tadinya ga dikasi, tapi saya paksa"
di kantor ini, gue men-set-up sebuah print-out otomatis keluar pada jam jam tertentu untuk memprint posisi karyawan. karena hal ini untuk kepentingan sekuriti dan hse
ternyata daily print-out tersebut jatuh ke tangan orang seperti tamu tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah sales kartu kredit.
sales tersebut bersenjatakan nama nama yang tercantum di print-out tersebut untuk dengan pede nya menghubungi atau menelpon nama yang mereka tuju
resepsionis ternyata mereka mengalami hal yang mirip ketika menerima telpon, winny cerita,
"bisa bicara dengan pak anton"
resepsionis basa basi, nanya dari siapa, dan apa entiti nya, lalu disambungin. sayangnya pak anton lagi ga ditempat. sehingga telponnya diangkat lagi sama resepsionis. "lagi ga ditempat pak antonnya"
"oh kalo gitu bisa dengan pak andri"
winny jadi heran dan bertanyatanya, pak anton dan pak andri berbeda department, kenapa orang tersebut meminta disambungkan dengan orang yang kemungkinan ga ada hubungannya.?
ketika gue lagi disekitaran resepsionis,
"....ooh andrew udah gak dikantor ini pak.."
si penelpon tampaknya masih berusaha mencari tau andrew itu kenapa ga dikantor
".. andrew itu client disini, terus sudah gak disini lagi, udah dikantornya sana .."
si penelpon kemudian tampaknya menanyakan nama lain
"... oh matthew juga sama kaya' andrew, mereka client, mendingan bapak telpon kesana aja .."
si penelpon tampaknya masih kekeuh..
"... sama pak kalo itu juga client, ..mendingan bapak nelpon ke [nama client] aja.."
telpon pun ditutup
"dari siapa sih win?, koq nanyain banyak orang?" tanya gue
"tau tuh, dia bilang ada yang meninggal, jadi pengen ngasi kabar.."
hah?! sampe pake alasan gitu ? .. gak masuk akal.
para sales itu ternyata mendapat limpahan informasi karena data data nama pegawai yang di print otomatis tiap hari itu sampe ke tangan mereka, walhasil amunisi mereka lumayan banyak :(
data tersebut merupakan data internal kantor. ketika sampai ditangan orang yang gak berhak, harusnya mereka ga menggunakan itu untuk kepentingan pribadinya
pernah juga suatu waktu gue mendapat surat dari australia. dari penulisan nama gue aja, gue udah langsung curiga. karena penamaan tersebut gue pake hanya di kartu kredit gue. gue ga pernah menggunakana penulisan nama seperti itu untuk hal lain.
jadi tampaknya data gue 'bocor' dari penyedia layanan kartu kredit itu, dan sampe ke australia. :D keren.
yah entah bocor, apa emang sengaja ada yang jual.