mendengar ceritanya vanya betapa dia kelimpungan ketika salah satu kurirnya tidak masuk 'kantor', dan tidak ada kabar, setelah beberapa hari sebelumnya minta ijin berhenti untuk melamar jadi pengendara motor ojek beraplikasi.
vanya adalah seorang pengusaha rumahan, atau istilah kerennya UKM, atau SME. modal yang ada tentu sudah diperhitungkan untuk menggaji kurir, dibanding menyewa jasa pengiriman lain.
dia membutuhkan kurirnya untuk bisa mengantar pesanan ke penjuru kota. dan ketika kurirnya berhalangan tentu akan mempengaruhi jasa layanannya terdahap pelanggan.
maka ketika jika misalnya semua kurirnya berpindah profesi jadi pengendara ojek beraplikasi, maka dia harus segera mencari pengganti, yang tidak gampang, dan belum tentu bisa cepat dapat penggantinya.
kalau kurirnya berhalangan cuma sekali dua kali tentu ada backup plan, seperti menyewa pengendara ojek beraplikasi ini untuk mengantarkan pesanan.
tapi kalau akhirnya harus mau tidak mau menggunakan jasa ojek beraplikasi ini seterusnya tentu harus dihitung ulang lagi pembiayaan dan harga jual layanannya. kalau tetap menggunakan harga yang lama, mungkin malah tekor.
kalau sudah merugi, jadinya harus tutup usaha.
ketika nanti tidak ada lagi yang mau jadi kurir karena mengejar iming-iming pendapatan yang diperoleh dari menjadi pengojek beraplikasi, maka efek ini bisa menimpa pengusaha-pengusaha lainnya yang terkait dengan mengantarkan produk mereka.
bukan hanya bidang usaha yang terkena imbas teknologi dan inovasi ini. kehidupan berumahtangga pun akan bermasalah.
keluarga menengah keatas selama ini cenderung mengandalkan sopir. sopir pribadi dibutuhkan untuk antar-jemput anak sekolah, atau nyonya rumah yang tidak bisa menyopir, atau kakek-nenek yang butuh diantar melakukan aktifitas mereka.
tapi ketika para sopir pribadi pun beralih jadi sopir beraplikasi, efeknya akan sangat terasa.
jika para sopir ini berbondong-bondong berpindah profesi, maka akan kelimpunganlah para bapak atau ibu yang membutuhkan jasa sopir ini.
mungkin satu dua kali, bisa diakali dengan cuti dari kerja untuk mengurusi transportasi keluarga mereka. tapi jika seterusnya?
di mana-mana, kapanpun, teknologi dan inovasi itu bermata dua. ketika ada yang diuntungkan, akan ada pula yang dibuntungkan.
semoga ada inovasi baru lagi yang bisa mengatasi hal-hal seperti ini.
sering sekali mendengar ada barang yang dikirim tidak sampai ke tangan penerimanya. jasa kurir/logistik mengklaim kalau barang sudah diterima, sementara barang tak pernah terlihat wujudnya.
kalau barangnya barang umum dan banyak tentu masih permisif, tapi kalau barangnya unik, antik, cuma satu-satunya tentu kerugiannya jadi tak ternilai.
nah
dari situ gue terpikir. inilah celah dari segala kehilangan barang yang dikirim melalui kurir. bahwa penerimanya bukan orang yang berhak menerima.
dan tidak ada semacam sistem yang bisa mengklarifikasi bahwa gue bisa dan boleh menerima barang yang bukan untuk gue.
kalo misalnya di depan rumah ada yang lagi iseng berdiri/nongkrong, terus ada petugas pengantar barang untuk penghuni rumah tersebut. sementara si kurir dengan serta merta mengiyakan barangnya untuk diterima oleh orang yang nongkrong tersebut. ya wasalam aja kalo ternyata si orang nongkrong tadi ternyata bawa barangnya untuk diri sendiri.
toh nandatangani resi juga bisa pake sembarang nama, sembarang asal tanda tangan.
kaya'nya ini yang harus diperbaiki dari segala sistem pengantar barang ini.
biasanya nomor telpon dicantukmkan oleh pengirim dan penerima.
jadi harusnya si pengantar harus dimodali pulsa oleh perusahaannya untuk melakukan penelponan ketika barang akan diserahkan.
atau paling ekstrim adalah barang didrop dilokasi cabang pembantu perusahaan kurir tersebut, untuk kemudian diambil oleh yang berhak.
pernah iseng ga ke toko elektronik,
“saya mau beli tv 73.66 centimenter”
yang ada, penjualnya bengong. coba kalimat tadi diubah dikit.
“saya mau beli tv 29 inch”
si penjual akan serta merta ngajak anda milih milih tv mana yang mau dibeli.
indonesia adalah penganut ukuran metric system , system international. jadi ukuran panjang yang dipakai itu meter dengan turunannya (km, cm, mm).
lha, tapi kenapa beli tv, henpon, pipa paralon, itu ukuranya inchi?
inch, itu merupakan ukuran imperial system, dan dari sekian banyak negara, saat ini system tersebut hanya dipakai di 3 negara. salah satunya amerika. banyak produk dan barang yang di‘ciptakan‘ oleh amerika. sehingga mereka dengan semena-mena menggunakan satuan ukuran mereka, padahal target marketnya internasional. dan secara internasional, satuan ukuran yang dipakai itu bukan inch.
keren kahn!
selain itu, amerika dengan segala tontonan film series dan film hollywood selalu menulis tanggalan dengan format x/xx tanpa tahun. format tanggal itu penyingkatan dari format tanggal mmddyy.
sebel banget kalo ngeliat woro woro film , cuma nyebut 8/10 entah tahun berapa. dengan asumsi woro-woro itu tidak untuk dilihat ditahun yang berbeda dengan iklan tersebut tayang.
amerika, saat ini, adalah salah duanya negara yang masih pake format tanggal mmddyy!
dari beberapa pengguna microsoft office, terutama microsoft excel, dan yang berhubungan dengan finance, database, pasti sering kesel dengan format tanggalan mm-dd-yy ini. karena sering jadi salah ′mengartikan′ karena di indonesia tanggalan itu ddmmyy.
tapi apa mau dikata, software software banyakan berasal dari amerika. jadi mereka tetap bisa mengkondisikan penggunaan tanggal, ya harus ikut default (mereka).