aulia menanyakan seberapa penting sih elo ngeblog?. sebelom ngejawab pertanyaan itu, gue akan coba flashback sebentar.
blog ini adalah blog kedua gue, blog yang pertama merupakan blog tertutup yang cuma beberapa orang aja yang pernah ngeliat.
gue mulai tertarik untuk memindahkan jurnal gue ke internet karena beberapa faktor.
itu tahun 2000-an.
kala itu, kebanyakan orang ngeblog masih manual, masih pake HTML, masih pake geocities. dan kebanyakan yang ngeblog itu adalah orang yang tertarik pada HTML dan web design.
dengan berbekal kemampuan HTML standar, dan gak punya kemampuan web design, gue mengutilisasi blog pertama gue dengan kemampuan gue yang gue punya. dan gue langsung offstream, gak pake HTML statis, gak pake design yang kinclong, tapi blog gue dinamis dan ber-database :)
gue pake hostingan gratis di brinkster.
dan karena wabah free domain menghampiri, dan akhirnya gue punya domain sendiri, dengan berdomain nama asli dan lengkap gue, domain tersebut gue redirect ke brinkster itu.
walaupun blog gue itu tertutup, engga menghalangi gue bloghopping ke sana kemari.
oh iya, jaman dulu yang namanya blog punya koment system adalah sesuatu yang wahhhh banget :D.
jadi bisa dibilang interaksi antara pembaca dan penulis blog itu minim sekali, paling kalo si empunya blogger nampilin e-mail atau YM/ICQ-id, barulah komunikasi terbuka.
note: tahun 2000-an gue masih kuliah dan bekerja di bandung
sekembalinya gue ke jakarta, gue membangun blog baru, dengan menyewa hosting dan domain baru. karena free hosting dan domain yang menampilkan nama lengkap sama sekali bukan hal yang menyenangkan buat gue.
akhinya dengan tambal sulam sana sini setelah 7 tahunan, blog ini pun rupanya masih berdiri, disini. :)
note: kedua blog gue, emang gue bangun sendiri. yang pertama pake ASP dan yang ini pake PHP
sepanjang perjalanan blog ini berdiri, mengalami pasang surut friend-link, ada yang blog nya hiatus, hiatus-forever, hiatus-ga-hiatus. semua terkait dengan personal orang-orang yang empunya blog itu sendiri.
ada yang memang gak mood lagi ngeblog, ada yang udah nyaman hanya di milis/forum/off-line, ada yang udah tenar jadi merasa ga perlu ngeblog lagi, ada juga hosting dan domainnya suspended karena nyewanya pake kartu-kredit bajakan :D. dll.
melihat blog yang tumbuh dan berjatuhan tersebut, kadang-kadang kepikiran juga sih, ini blog gue koq tetep nyala?.
ketika coba gue telaah sesaat, kesimpulang gue: gue ngeblog bukan karena orang lain. gue ngeblog karena gue sendiri.
yang gue maksud orang ngeblog karena orang lain, antara lain:
dan, sementara blog ini.
kesimpulannya: jadi menurut gue ngeblog itu ga penting. suka suka elo, jangan maksain sesuatu yang 'ga penting' menambah keribetan hidup elo.
*1) bukan bermaksud niru ;)
image from :http://academics.utep.edu/
macem macem aja orang sekarang ngebikin social networking, tapi ratarata mirip sih.
nah ada lagi yang baru nih, namanya plurk. hmm..nama yang aneh, entah apa artinya. tapi ya gitu ga jauh beda dengan yang udah ada sekarang, seperti twitter, pownce, kronologger, jaiku; social networking dengan dengan micro-post.
sistem di plurk menggunakan sistem reward, yang diberi nama karma. jadi, ketika karma seseorang bertambah, maka kemampuan mem-personal-kan plurk nya juga semakin terbuka.
walhasil, karena menggunakan sistem karma, ada kemungkinan diabuse sama usernya. siap siap aja down kaya' twitter ;)
design tampilannya menarik, ada backround image yang bisa dipilih. ada timeline. karena menggunakan ajax, makan resource lumayan. agak berat buat yang pengguna internet biasa (alias ga punya bandwidth lebar).
dan ternyata plurk juga mempunya versi mobile nya, plurk.com/m jadi lumayan kalo mo posting micro-post [atau ngoment] nya bisa lewat henpon. tapi ya harus sign-up dulu.
buat orang [kaya' gue] yang agak kurang heboh dalam berinteraksi dengan manusia membuat gue bersyukur dengan adanya teknologi internet.
gue bisa berkomunikasi bagaikan nyata secara virtual, misalnya dengan e-mail (mailing list), instant messenger, forum, blog.
teknologi-teknologi tersebut membuat gue bisa berinteraksi dengan manusia lain yang belum tentu bisa gue dapetin ketika hanya mengandalkan kemampuan gue berinteraksi dalam dunia nyata.
tentu saja jika hanya berada dalam lingkup maya aja, gak terlalu berguna dalam bersosialisasi, karena dalam dunia maya apapun bisa bertolak belakang.
lho? emangnya kalo di dunia nyata yang namanya manusia bisa lurus lurus aja antara omongan dan kelakuan?
ya enggak juga, tapi kalo di dunia maya, tanpa ada verifikasi nyata, bisa aja ngakunya ce ternyata co. bisa aja ngakunya umur 25 ternyata masih 40 tahun :D
karena itu, ketika dunia virtual tersebut dikonversi jadi pertemuan nyata, minimal beberapa hal bisa dipertegas,
misalnya "oo ternyata si entu cakep.", "oo si enoh pendiem beda kalo di ceting rame."
semuanya bisa diverifikasi secara kasat mata
kembali kemasalah interaksi.
ketika teknologi berupaya membantu manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain, minimal dalam lingkup virtual dulu, akan membuat rasa percaya diri, rasa dihargai timbul dalam diri orang terkait.
teknologi instan messenging yang disertai kemampuan buddy pounce tentu membuat lebih akrab dari pada diem-dieman. walaupun ada efek sampingnya :D
dengan buddy pounce, orang yang kita pounce akan menerima pesan kita sesuai setingan pounce yang dipasang. tanpa perlu kita sendiri yang mengirim pesan tersebut.
dibandingkan dengan di dunia nyata, nggak semua orang khan bisa ber "hai , hai" ke SEMUA orang yang dia kenal (apalagi yang ga kenal).
masih belum nangkep?
sekarang coba posisikan kalo misalnya elo kenal [kenal muka doang, tau nama, gak pernah ngobrol] dengan seorang bos (bos bisa diganti dengan yang mungkin lebih menarik, misalnya selebriti).
buat elo yang [dalam hal [contoh] ini] mempunyai kemapuan berinteraksi yang gak heboh, tentu akan merasa minder, ataupun gak pede hanya untuk sekedar menyapa si bos / selebriti itu.
tapi apa jadinya jika pada suatu hari si bos / si selebriti tersebut tersenyum ke elo dan kemudian menyapa dengan ramah.
nah rasa pede elo pasti khan meningkat, dan bahkan bisa jadi percakapan atau ngobrol yang belum pernah terjadi sebelumnya.
ketika cerita tersebut dikembangkan, ooh .. ternyata asisten si bos / si selebriti yang ngebisikin dari belakang, "eh itu lho si [taro nama elo disini], dia hari ini ulang taun."
demi sekedar basa basi atau apapun yang menjadi latar belakang penyapaan tersebut, tetep hal itu berdampak positip khan buat elo.
nah sekarang coba gantikan asisten tersebut dengan sebuah perangkat misalnya henpon / pda yang dimaksimalkan penggunaannya dengan mengisikan tanggal ulangtaun kenalan.
disinilah teknologi memancing manusia untuk berinteraksi.
seperti yang terjadi beberapa hari lalu. pengelola parkiran motor di tempat client memasang sistem komputer dan kamera cctv.
pada sore hari gue akan pulang, setelah menyerahkan 'karcis parkir' gue dikejutkan oleh sapaan petugas parkir tersebut.
"selamat sore pak sonny, hati hati di jalan pak,"
:o gue pake helm ketutup, pake tutupan mulut, gue ga kenal dia, dan gue yakin dia ga kenal gue.
tapi dia menyapa.
oalah, teknologi,
kemungkinan besar, setelah men-scan karcis parkir berbarcode dari gue, komputer dihadapannya menampilkan nama yang terdaftar sebagai pemilik kendaraan bermotor berdasarkan plat nomer,
lalu direlasikan dengan data pegawai di kantor tersebut.
setelah cocok bahwa nama gue muncul sebagai pemilik/pendaftar kendaraan bermotor ini dan juga gue terdaftar sebagai pegawai di kantor tersebut, dengan tidak ragu, petugas tersebut langsung menyapa. dan proses dari mulai mengasih karcis, men-scan karcis, tidak lebih dari 1 menit.
walaupun begitu, gue tetep terkesan.
karena dalam praktek, ada pendaftar yang berbeda nama dengan nama pemilik kendaraan. kalau hanya sekedar menampilkan data pemilik motor, atau data pendaftar motor, bisa jadi ada kesalahan identifikasi,
tapi tetep salut sama pak petugas nya deh :) dan juga atas teknologi nya
note: maya, dunia maya, virtual, dunia virtual dipergunakan saling berganti dengan maksud dan arti yang sama.