dua hari berturut-turut ini disuguhi pemandangan 4 kali kejadian clash antara dua pengguna jalan. motor dengan mobil, mobil dengan motor. pemandang yang tampak sangat tidak mengenakan untuk dilihat. emosi diumbar-umbar, pengrusakan.
sampai 4x terjadi di depan mata, membuat hal tersebut seperti sebuah (atau empat buah) pertanda.
gue sering banget terseret untuk umbar emosi, mau di jalan raya, di lingkungan, di manapun — jadi inget pernah dijuluki manusia buatan no-18 sama temen-temen kost karena ribut dengan ibu kost. jadi kejadian-kejadian tersebut seperti pengingat ke gue. sudut pandang ditukar, gue jadi orang sekitar yang melihat kebrutalan.Â
yup, gue seperti melihat orang bego, berantem dengan orang bodoh. sama-sama tolol.
kondisinya adalah biarpun ada yang benar dan ada yang salah. ketika gue yang mengalami clash tersebut, yang ada setelahnya sih rasa pahit, getir.Â
dan biarpun kalau memang gue pada sisi yang benar pun, si orang yang di sisi yang salah itu pun ga tau salah nya apa. entah emang beneran ga tau, atau ga mau tau. beneran ga tau, apa emang bego.
jadi intinya sama-sama merasa ga salah.
akhirnya sejak itu, gue berusaha berubah. gue menjadi yang mengalah, gue yang akan diam tak beradu bacot, gue yang akan mempersilahkan those stupid arse doing whatever his ass want to do. i will not stand in his/her way.
pengecut?
emang. gue ga mau terlihat seperti orang bego. gue akan mengalah dengan nggak ngebikin gue jadi sama rendah sama si bego.
kenapa gue bilang si bego. karena mau argumen apapun, orang-orang kaya gitu mah tetep ga mau kalah. mau adu jotos pun ga menghasilkan apapun, gak akan berpikir bahwa dia salah.
yang ada malah berurusan sama polisi. dan hukum disini bengkok banget. jadi either you are powerfull, sulit untuk engga dijebak sama pihak-pihak berwenang.
kalo ternyata bisa diberantemin secara baik-baik sih mungkin bisa saling membuka pikiran.
cuma masalahnya kaya gitu kejadian mungkin 1 dari 100 kejadian.Â
dan kalo menilik gue, seperti yang gue bilang tadi bahwa pernah dijuluki manusia buatan no-18, nada suara gue ga bisa tone down, jadi malah ga guna ngajak omong orang yang udah emosian.
jadi penasaran sama mario teguh, kalo dia clash sama orang, beneran ga ya dia pakai nada sopan?
related post:Â orang-waras dianggap gila karena orang lain yang gila