permasalahan muncul, karena nagabonar tidak rela kuburan tersebut terganggu. apalagi setelah tahu bahwa investor asing nya adalah orang jepang, yang mengakibatkan rasa nasionalisme dan kepahlawannnya terusik.
seperti yang tertulis di website resminya, bahwa tema yang diangkat adalah cinta. cinta antara lelaki perempuan, cinta ayah anak, cinta sahabat, cinta bangsa. walopun harus menampilkan itu semua, ternyata pelem ini berhasil merangkum semuanya dengan baik.
beberapa adegan cukup menggelitik rasa nasionalisme gue, dimana beberapa lagu lagu nasional menjadi ost-nya.
nyinggung OST, paling sebel gue kalo pelem indonesia, OST nya hanya di isi oleh satu artis/band. kalo gak salah info, katanya susah untuk menjembatani artis yang merbeda record companynya. dst dll. beuh!ada beberapa adegan yang bikin gue ikut mikir, kenapa juga patung jendral sudirman dibuat dalam posisi hormat. apa yang patung itu hormatin?, seharusnya kita yang ngehormatin beliau.
jadi inget iklan bank niaga 17 agustusan, ditampilan foto jendral sudirman sedang memberi hormat. yang jadi perdebatan, apakah foto itu benar, apakah seorang jendral menghormat ke anak buahnya. karena setau gue, yang hormat duluan adalah anak buahnya, dibalas dengan hormat pimpinan, dan ketika hormat pimpinannya selesai, barulah hormat anakbuahnya selesaidan satu adegan lagi, apakah emang sengaja dibuat seperti itu, yaitu, ketika paduan suara anak SD menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyebutkan kata 'indonesia' dengan benar, yaitu : Indonesia, sementara ketika tora, dkk, menyanyikan lagu kebangsaaan tersebut mereka melafalkan Endonesia.
pembuatan pelm ini kalo gak salah dimulai 2005 akhir, wew :o! lama aja, walopun shootingnya cuma sebulanan.
so, buat yang pengen coba nonton pelem dalem negri yang ga pake setan-setanan dan abg-abg-an, pelem ini gue rekomendasiin deh ;)
feature speaker phone di beberapa telpon dan henpon, untuk beberapa hal adalah yang memang diperlukan,
misalnya hendak menelpon conference call, atau hendak menelpon secara ramerame, atau ketika waktu gue naek motor dan menggunakan helmet yang full cover dan harus menjawab atau menelpon di henpon tanpa melepas helm.
jelas berguna.
tapi jika penggunaan speaker phone hanya dikarenakan malas mengangkat gagang telpon, gue rasa fungsi utama nya udah bergeser.
kembali ke point diatas, bahwa gue ga demen percakapan gue didenger orang laen, dan belum tentu juga orang yang jadi lawan bicara mau suaranya/percakapannnya terdengar oleh orang laen.
bayangin, aja elo lagi ketawa ketiwi mengeluarkan suara suara gesture gak jelas yang harus nya private terhadap lawan bicara elo, ternyata di ujung sana, suara elo bukan hanya didengar oleh lawan bicara, tapi juga di dengar oleh seantero ruangan kerja elo, kalo elo tau pasti elo pasti jengah.
and it so damn happened on this client office, sigh..