setelah *akhirnya* berkesempatan menonton gundala di vidio, gue merasa banyak hal yang belum gue ketahui tentang gundala.
ketika saat jaman dulu gundala ini hype, somehow gue ga terlalu inget apa gue pernah terpapar untuk membaca komiknya apa engga.
lalu kemudian mendapat kesempatan untuk membaca komiknya, ada beberapa hal yang langsung menarik perhatian gue.
siapa target pembaca komik gundala di akhir tahun 1960-an?
gaya bahasa di dialog dalam komik ini gue bilang sih termasuk kasar. apakah kata “bangsat”, “anjing” itu sesuatu yang lumrah di jogja?
bagaimana ‘pergerakan’ ketenaran komik gundala ini waktu itu, karena khan terbitnya di jogja, sehingga bisa tersebar(?) ke seluruh indonesia.
selipan nama nama orang pada gedung
pada gambar bangunan, gedung, disematkan nama-nama orang.
mungkin ini ciri khas hasmi, atau komikus lain juga?
yang gue baca, nemo itu nama panggilan dari hasmi, yang juga dijadikan karakter di komik gundala.
tapi sering banget nama nemo ini muncul di gambar gedung 😀
adegan merokok
dalam satu buku, sering banget muncul adegan sancaka merokok.
jadi penasaran apa yang mau disampaikan hasmi dengan adegan ini ya..
D U DU
di jaman gue sekolah, di mading sekolah itu ada yang namanya D U DU.Â
D dari
U untuk
DU pesannya
jadi, metode kirim-kirim pesan di media publik.
nah di komik gundala ini, bertebaranlah d u du ini. biasanya ditulis di pemisah panel. tapi kadang ada juga yang di dalam panel 😀
nah kirim-kirim salam ini disampaikan ke hasmi itu lewat gimana?, pembaca kirim kartu pos kah? lalu yang tampil di dalam komik, itu apakah karena beruntung, apa memang siapa cepat dia dapat?