salah satu yang jadi kehandalan transportasi online semacam uber, go-jek, grab adalah kemudahan. kemudahan buat penumpang dan kemudahan buat supir.
beberapa bulan lalu ketemu dodo, dia dengan semangat cerita bahwa dia ambil keputusan resign untuk menjadi full-time driver dari salah satu perusahaan transportasi online di sini.
dia mengambil keputusan tersebut tentu dengan segala pertimbangannya. yang diantaranya beberapa rekan kerjanya yang kemudian pivot jadi driver transportasi online bisa survived.
beberapa minggu lalu bertemu lagi dengan dodo, dia bilang sudah tidak lagi ‘narik’.
dia bilang segala macam aturan menghambat dia untuk mencairkan uang dari accountnya.
ketika segala macam promo non-tunai ditebar perusahaan transportasi online, di sanalah dia kesusahan.
selama ini gue menyangka apa yang menjadi hak driver itu sekian persen akan cair tanpa babibu dan tanpa tetek bengek achievement. tapi ternyata itulah yang terjadi.
misal, ketika penumpang membayar dengan non-tunai, maka uang tersebut akan mengendap di account driver, sampai dia memenuhi kriteria minggu tersebut; misalnya tidak men-cancel lebih dari 20%, harus melakukan perjalanan (rit) 20 kali dalam seminggu.
barulah uang tersebut bisa cair. tapi jika tidak tercapai, maka uang itu tetap mengendap di account tersebut.
[catatan: 20% dan 20 kali adalah contoh, bukan kenyataaan. karena kenyataannya bisa saja angka tersebut lebih besar.
kalaulah bonus yang tertahan karena tidak achieve persyaratan tertentu, masih wajar. tapi kalau uang dalam bentuk non-tunai pembayaran penumpang juga susah diambil, wah parah.
ditambah lagi aturan achievement berubah-ubah setiap waktu. bisa jadi ga jelas mana yang bisa dicairkan, dan mana bagian untuk perusahaan.