makanya alangkah baiknya jika punya panggilan (kesayangan) khusus, dari pada panggilan general yang semua orang juga memanggil dengan panggilan yang sama.
atau jika ayah atau ibu memanggil anaknya dikeramaian publik, panggillah dengan menggunakan namanya.
minimal nama khan agak unik, dari pada manggil "kakaaaak!.." atau "adeeeek!.."
sementara mungkin yang agak bingung adalah panggilan dari suami ke istri atau istri ke suami, atau anak ke (salah satu) orang tuanya.
di indonesia sangat tidak jamak anak memanggil orangtuanya dengan nama :D
yang pertama gue perhatiin bukan isinya, tapi halaman dari bukunya, yaitu nggak ada halamannya. sehingga bagaimana bisa mengutip isi bukunya?, "silahkan lihat bukunya yoris di ketebalan 7mm dari bawah", gitu? :D :D
buku dimulai dengan membahas bahwa kreatif itu bisa diadakan. bisa dijadikan. bisa dibuat. tentu saja ada hubungannya dengan otak. yaitu dengan membiasakan mengoperasikan otak bagian kanan. alah bisa karena biasa.
kreatif juga timbul dari otak yang menyerap banyak informasi, sehingga punya bahan untuk melahirkan sesuatu dari informasi-informasi yang sudah dia punya.
salah satu yang bisa merangsang kreatifitas adalah dengan melepaskan kebiasaan. berpalinglah / lakukanlah hal yang diluar kebiasaan sehingga mendapatkan / merasakan hal-hal baru.
melakukan sesuatu diluar kebiasaan bisa juga disebut 'out of the box'. kita memandang dari lingkup diluar yang biasa, diluar si the box itu. dengan mengubah sudut pandang kita bisa melihat keseluruhan kotak dan juga lingkungan sekitar kotak tersebut.
selalu mencatat hal-hal yang keluar dari pikiran kita, karena siapa tau ide-ide tersebut merupakan hal kreatif yang perlu kita jalani / laksanakan. walaupun bukan saat ini - karena itulah perlu dicatat.
salah satu tool untuk memancing kreatifitas adalah gambar. karena otak lebih cepat bereaksi pada image dari pada tulisan atau bacaan.
setelah semua hal-hal tersebut harus sering dilatih dan dicoba. karena sebagai contoh anak-anak. mereka lebih kreatif karena mereka tidak takut salah. karena itu jika tidak pernah mencoba, bagaimana bisa kreatif. salah itu sebisa mungkin dihindari, tapi adakalanya kesalahan adalah resiko yang harus diambil untuk bisa melangkah kedepan.
salah satu dari sekian penyakit orang jakarta, adalah susah minta ijin.
ceritanya gue dan beberapa bapak-bapak lagi pada sarapan, kebetulan spot tempat duduk cuma seuprit, dan kebetulan pas banget dengan jumlah kita.
selagi makan, ternyata ada beberapa orang lain juga yang hendak sarapan, tapi karena tempat duduk ga ada, mereka berdiri-diri doang disekitaran.
kemudian, salah satu dari kita yang udah selesai, beranjak hendak beli minuman. tanpa babibu, tiba-tiba salah satu dari orang yang berdiri-diri tadi langsung nyamber bangku yang ditinggalkan tadi untuk dibawa ke meja lain. WTF! padahal rombongan kita masih ada disitu, cuma si bapak satu itu aja yang lagi pergi beli minum sebentar. dan benar, pas balik dari beli minum, dia celingukan nyari bangkunya dia. bapak-bapak yang lain sih becanda-candain aja. trus akhirnya dia langsung balik ke kantor.
nah, gue yang baru selesai makan, pengen beli minum juga. gue pengen ngetest, bangku gue 'ilang' juga ga. selesai balik dari beli minum, beneran ternyata bangku gue ga ada. bapak-bapak rombongan gue cuma cengar-cengir sambil nunjuk ke meja orang yang ngambil bangku pertama tadi.
kupret. ya udah, langsung ngeloyor gue, sambil melemparkan pandangan permusuhan ke orang yang ngambil bangku gue tadi.