dari jaman dulu praktisi perkilanan berkilah, bahwa orang tua lah yang harus memfilter apa yang harus ditonton anak. jadi kalo ada iklan nyeleneh jangan nyalahin iklannya (atau agency/pembuat nya). jadi mereka lebih memilih melepaskan keburukan ketengah publik, dan nyuruh publik untuk menghindari keburukan tersebut dibanding menyebarkan sesuatu yang bagus dari semenjak awal.
gue punya anak batita, dimana gue ga selalu ada disekitar dia ketika sebuah iklan buruk macam iklan mie sedaap ini tayang. anak batita merupakan peniru terbaik. apapun dia tiru, juga kalo ada iklan seperti ini. dimana talentnya (anak-anak pula!) berbohong. dan jika gagal diberi pengarahan yang benar, yang ada anak gue bisa menganggap bahwa berbohong itu hal yang wajar.
yah semoga siapapun yang punya ide membikin iklan seperti iklan mie sedaap ini, bisa membimbing anaknya (kalo punya) untuk tidak melakukan tidakan berbohong apapun.
udah niche, terarah pulak, apapulak sih ini, :D,
ada sebuah tempat makan dibelakang kantor, warung (sunda) galunggung, jualan utamanya sebagaimana warung nasi ya nasi dan lauk pauknya.
tapi untuk hari-hari tertentu, warung ini menjual beragam sop/soto daging/iga/ayam. contoh, kalo hari senin: sedia sop iga tapi ga sedia soto ayam karena soto ayam adanya hari selasa.
jadi kalo datang di hari senin dan pengen soto ayam, pasti diarahkan untuk beli sop iga, karena soto ayam baru dijual besok
mungkin pada dasarnya si ibu penjual cuma pengen menekan kerugian, ini asumsi gue doang,
tapi yang terjadi si penjual mendikte pembelinya, untuk beli makanan apa sesuai harinya.
malah kalo emang makanan yang dipengen ga ada dihari yang dimaksud, mungkin aja si calon pembeli besoknya (dihari berikutnya) datang untuk beli makanan yang dihari ini ga ada
disini daya tawar si ibu penjual malah jadi ga bisa ditawar-tawar :D, karena kalo nyari makanan yang dimau ga ada, bisa dibilang sangat-sangat jarang untuk si calon pembeli ini pergi atau ga jadi, pasti tetep makan makanan lain yang tersedia
untuk kepentingan mengurus , gue dan ran mesti ngasi pas foto berbagai ukuran.
ran berfoto di salah satu studio foto yang masang plang "FDI fuji digital image", dan gue pergi ke benhil, ke studio fuji image plaza.
ran bayar 50r dan dapat CD tapi diambil besoknya, gue bayar 90r dan ga dapet CD langsug diambil.
cari-cari tau kenapa gue bayar mahal, si mbak nya bilang, karena untuk memenuhi satu lembar kertas foto jadi di optimalkan jadi 3lembar kertas foto. intinya gue bayar 3 lembar kertas foto seharga 30r. dan kalau mau pake CD harus nambah beberapa ribu lagi.
sementara ran, ga tau gimana, tapi yang dihitung kaya'nya jumlah lembar pas foto nya (dan dioptimalkan juga).