sekali lagi tahun ini karena satu dan lain hal, kita ga bisa terlalu ngerayain hari jadi kita yang ke 6, bahkan saling ngasi kado pun engga :d.
untuk mengganti hal-hal tersebut, akhirnya diputusin untuk nonton batman! yey!.
sama seperti film-film yang sangat gue pengen tonton, gue menghindari spoiler bahkan trailernya.
mengingat besarnya animo yang mau nonton the dark knight rises ini, akhirnya sekali lagi diputuskan untuk cuti setengah hari seperti ketika nonton the dark knight :D
dari filmnya overall, gue menanggap the dark knight rises ini gak lebih bagus dari the dark knight. apalagi bane - musuhnya kali ini - terlalu biasa untuk ukuran the dark knight trilogy.
secara jalan cerita, ada beberapa yang memang menarik, dan twist endingnya lumayan bikin: "lho..?!" , "oooh dia", "koq dia?"
ada juga yang *blank spot* seperti ketika catwoman menghancurkan penghalang terowongan, tapi abis itu gak terlihat ada orang berbondong-bondong menuju terowongan itu. malah yang di take yang anak sekolah mau nyeberang lewat jembatan.
secara CGI, karena banyak shooting siangnya, dan juga karena gue nontonnya yang versi 2D kali, jadi keliatan banget tempelannya.
tapi yang pasti batpod nya keren! apalagi pas membelok tajam.
karakter lain, seperti catwoman banyak celahnya dalam character buildingnya.
tinggal di apartemen kumuh(?), bersama pasangan wanita nya(??) , bisa punya kemampuan martial art yang hebat. ga jelas.
karakter alfred, masih seperti biasa, taking good care his 'little' bruce wayne. sampe-sampe dia awol dari wanyne manor.
ya gitu lah review awam gue, walaupun ga sekeren review henry. :)
apa jadinya jika sesuatu yang tadinya ada dalam kendali elo, sekarang harus elo relain dikendaliin orang lain?
kaya miara binatang dari bayi atau telur, ketika sudah besar harus direlakan untuk dipiara oleh orang lain.
rasanya sebel, nyeri, kesel, dan ga mau tau.
sakit hati.
tapi dalam lingkup pekerjaan hal-hal ini malah wajar terjadi. yang tadinya owner, trus jadi CEO karena jadi perusahaannya jadi publik, ujung-ujungnya didepak oleh board director, hilang deh seluruh usaha yang dirintis dari kecil.
atau, elo membuat, membangun suatu barang dari jaman dulu, dari awal. dan tiba-tiba ada orang baru yang kebetulan di assigned berada diatas level elo langsung dengan serta merta men-take over barang tersebut.
cuma sekarang adalah bagaimana mengatasi rasa-rasa negatif tersebut, karena kalau ga ditangani dengan baik walhasil kerjaan kedepan juga gak ada masa depannya.
orang dari negara yang berbeda, memang nggak harus ngerti penamaan negara tetangganya gimana. tapi ya lucu aja, kalo sebuah kalimat salam dianggap nama.
alih alih nama merchant, 'signature: thank you atas kunjungan anda' dianggap sebagai nama, karena ada dibawah kata 'thank you' :D
sama kaya, ketika ada orang ngirim email dari blackberrynya. dan kalau gak di edit/setup, maka ada default signature dari opertornya. kaya' indosat, 'sinyal kuat indosat'.
nah, ketika di reply dari orang negeri seberang, diawal emailnya ditulis 'Dear sinyal kuat indosat' :D
ini faktor budaya juga sih.
orang sini, bisa dibilang sangat jarang menggunakan signature email dengan menggunakan nama. jadi kalo kirim email, ya blank aja bawahnya, - atau engga ya itu, ada default signature -- yang gak dihapus pulak. dengan anggapan si penerima udah tahu nama si pengirim email. atau emang ga peduli si penerima butuh tahu nama pengirim atau engga.