semenjak menikah, dan menempati rumah terpisah dari orang tua, tentu saja perlu barang-barang keperluan sehari-hari di rumah tersebut.
karena masih kosong, tentu saja sebagian besar barang-barang dibeli hampir serentak. dari tv, kulkas, lemari, sofa, meja, kompor, ac dll.
yang namanya benda tentu saja ada umur pakainya. beberapa atau semua) dari barang-barang tersebut akan mencapai salah satu fase pemakaian, yaitu: rusak
buat beberapa barang, masih ada kesempatan diperbaiki. tapi, salah satu kendala memperbaiki atau mereparasi barang yang sudah lumayan berumur adalah: harga sparepartnya yang mahal, sehingga bikin berfikir ulang apa mau direparasi atau akhirnya beli baru.
sementara itu, barang yang sudah diservice rata-rata sudah tidak se-mumpuni sebelum rusak. katakanlah, sudah 70% dari ke'mampuan'nya.
tentu saja, di indonesia ini, di negeri orang kreatif, ada yang menyediakan sparepart non-original, kw, second class.
namanya juga bukan barang asli, jangan harap memuaskan, ok lah, ketika baru diganti akan mempunyai performance yang nyaris sama dengan sparepart asli. tapi daya tahannya akan jauh beda dengan yang asli.
bahkan diganti dengan sparepart asli aja belum tentu bisa mengembalikan performance nya seperti semula, apalagi yang kw ini.
kalo misalnya memilih opsi untuk beli baru, masalah lain timbul: barang lama dikemanain?
barang rusak, dihibahkan ke orang lain belum tentu mau.
makanya paling menyenangkan ketika membeli barang baru dan tokonya ada program trade in. barang lama elo dihargai ala kadarnya dengan harga yang miris.
tapi ya itu, buat apa juga nyimpen barang lama rusak, sementara barang baru udah ada.
dari sekian hal tersebut, yang paling bikin sesek adalah, ketika sebagian besar barang tersebut rusak pada waktu yang berdekatan.
walhasil pengeluaran rumah tangga untuk perbaikan atau beli baru membengkak.