personal menurut gue adalah pilihan yang cenderung idealis. dimana faktor-faktor internal dari diri sendiri yang membuat sesuatu jadi personal.
tapi bagaimana jika idealisme tersebut harus dibenturkan dengan profesionalisme?
profesionalisme muncul karena faktor luar yang menuntut kita untuk tidak personal. profesionalisme dituntut oleh orang lain terhadap kita. kalau memang bisa negosiasi, dengan 'memunculkan' personal kita yang kemudian dipakai untuk profesional, tentu menyenangkan. tapi bisa dibilang jarang banget ya.
bingung?
contoh paling gampang adalah pandji.
dia ini setau gue adalah fans manchester united. tapi dia juga menjadi host soccer star indonesia yang disponsori oleh chelsea.
dan setau gue kalo ngefans sama satu team EPL ga akan mau menyentuh apapun yang berbau team lawannya.
fans manchester united = personal.
membawakan acara tv dengan menggunakan jersey chelsea = profesional.
atau priyadi.
priyadi ini seorang blogger yang orang bilang selebblog. postingannya beragam. dan beberapa waktu lalu hiatus sampai waktu cukup lama. disaat yang bersamaan beliau mempunyai akun twitter, yang ajaibnya : tidak memfollow siapapun. tapi followernya sangat banyak.
tapi akhirnya idealisme itu pun akhirnya tergerus profesionalisme. yaitu dalam rangka xlnetrally beliau akhirnya memfollow akun sponsornya tersebut dengan harapan (katanya sih sudah terwujud) untuk mendapatkan iPad. dan pemfollowan ini cukup rame diperbicangkan di twitter.
tidak follow siapa-siapa = idealisme = personal.
follow akun sponsor untuk iPad = profesional.