Jangan pernah beli harddisk external WD My Book, — kalau engga punya harddisk yang akan membackup harddisk WD My Book itu.
Sebenarnya, pesan tadi bisa untuk semua merek harddisk, tapi berhubung pengalaman gue dengan WD My Book, makanya itu yang bisa gue sarankan.
harddisk WD My Book ini adalah backup dari harddisk NAS WD My Book Live gue. jadi memang tidak regular dipakai.
nah, ketika dinyalakan, lampu indikator nyala sebentar terus mati.
udah.
gitu aja.
coba beberapa kali ya gitu, listriknya dinyalain, led nya nyala sekejap, trus mati.
ga ada suara buzzing piringan harddisk atau lainnya.
senyap.
gue cari no telepon service center, terus tersambung. wah buka, khawatirnya ikut pembatasan PSBB.
setelah gue sampaikan permasalahannya, mba cs nya minta serial number, trus ga lama direspon, harddisknya sudah di luar masa garansi, jadi tidak bisa dilayani.
ha?! gue bukan mau minta ganti, tapi minta service.
ternyata di ‘service center’ WD ini tidak terima service. cuma terima tukar baru untuk barang-barang yang masih dalam rentang garansi.
hadeh
itulah kenapa gue kesal sama WD ini.
memang gue belum tau masalahnya apa, tapi kalau masalahnya di harddisk, ya gue rela aja sih data hilang.
tapi kalau masalahnya adalah pada konektor/penghubung di enclosure/casing harddisk, ya harusnya dibantu lah sama WD nya, either suruh beli casingnya doang, atau gimana.
ini langsung “tidak terima service”.
salah satu alasan awal gue beli WD karena ada masa garansi yang panjang dan casing-nya ‘well build’. dan dari 2015 akhirnya bermasalah di 2020.
ya sudah, kemudian gue mulai mencari-cari tempat service WD, dan ketemunya cuma jasa recovery harddisk.
lah, kalau ternyata yang bermasalah adalah casingnya, tentu agak overkill kalau gue sewa jasa harddisk recovery.
ketika gue coba cari info di twitter, lalu andira bilang, dia punya pengalaman yang sama dua kali dengan harddisk WD My Book kantornya, yang bermasalah adalah ‘PSU’ nya, tapi ujung ujung dia tetap ambil jasa harddisk recovery
akhirnya gue berpikir untuk mendingan beli enclosure yang umum, untuk nyoba apakah harddisknya atau cuma boardnya yang bermasalah.
kembali googling permasalahan WD My Book, dan menemukan bahwa data di WD My Book itu dienkripsi. jadi ketika elo copot harddisknya dan dipasang di enclosure normal, datanya ga akan kebaca O_O.
pantes aja, IT guy kantornya andira juga angkat tangan soal enkripsi.
fuck!
shite.
googling lagi cari-cari solusi, kemudian ada 2 solusi yang mungkin bisa, pertama, beli WD My Book yang sama size nya, baik itu baru maupun second, nanti harddisk ditukar, untuk kemudian datanya dipindah.
yang kedua, beli board USB to SATA, controller yang jadi perantara sebelum ke harddisk, tempat di mana enkripsi terjadi.
mikir. lebih ke mikir harga dulu sih.
beli WD second dan baru harganya selisih 500 ribu sampai 800 ribuan.
beli board controller, itu udah pasti board second, harganya lebih dari setengah dari harga WD second.
sementara gue masih belum tahu apakah beneran boardnya yang rusak, apa hardiisknya.
ya sudah. untuk awal, gue beli dulu deh eclosure, tapi yang murah, ga ribet kalau bisa tepat guna.
ketemulah enclosure multi guna merek orico, bentuknya docking, jadi ga perlu baut sana sini, dan juga bisa untuk harddisk laptop yang 2.5″.
sementara menunggu pesanan, gue bongkar dulu WD nya.
berbekal video dari youtube mulailah gue membongkar casingnya, sampai jari sempat ketusuk obeng, akhirnya terbukalah casing tersebut.
nah setelah mencopot board USB to SATA controller itu, sekarang nyari di mana sih serial number boardnya? karena board pengganti harus punya nomor yang sama. ternyata serial numbernya ada di sisi bawah.
setelah enclosure datang, waktunya ngetes dengan mencolok harddisk ke docking.
langsunglah terlihat masalah baru. sisi sisi harddisk ada baut untuk casing aslinya. bautnya ini menghalangi harddisk untuk bisa masuk ke docking.
dan bautnya itu bukan baut normal yang (-) atau (+). tapi kaya’ kembang.
untuk kali ini gue beruntung, karena mendapatkan pinjaman satu set tools, yang salah satunya ada obeng yang berbentuk 6 sisi ini.
selesai buka bautnya, colok ke docking, nyalain. dan terdengar suara piringan harddisk berputar!
senang
nah kembali ke pilihan mau beli boardnya aja atau beli unit yang sejenis.
tapi gue googling lagi, penasaran soal enkripsinya, masuk ke forumnya WD, dan di sana ada orang yang pernah terselamatkan datanya dengan menggunakan step step tertentu.
langsung meluncur ke lokasi. di sana ada step step yang harus dilakukan dan harus dilakukan di mesin linux.
setelah baca dokumentasi, di sana disebut soal chip. tiap chip berbeda cara.
waduh setelah coba cari cari ternyata chip gue berbeda dengan chip yang dicantumkan di panduan tersebut. 🙁
ketika sudah tersebersit untuk beli unit baru aja, lalu gue masuk ke forum diskusi di github panduan tersebut, dan di sana ada orang yang punya unit sama kaya’ gue. dan dia share step-step nya.
ternyata memang gue ga terlalu paham, step-step orang tersebut ga bisa diimplementasikan di linux gue, karena partitionnya beda.
setelah bolak balik ngobrol dengan Thomas Kaeding, si penulis how to mount WD drives in linux, akhirnya gue dapatin command yang benar. yaitu harus hitung sector dari partisi.
dan, sukses! harddisk gue ter-mount, dan terbaca, bahkan bisa ditulisi.
intinya adalah seperti yang sering disampaikan @pinotski,
seting bahasa di henpon gue sekarang ini menggunakan bahasa indonesia, sebelum-sebelumnya menggunakan bahasa inggris (uk). jadi memang sudah biasa gue Read more
dengan semakin maraknya pencurian akun, entah itu akun email, akun gmail, akun yahoo (eh, masih ada yang pakai? :D), akun Read more
setelah akhirnya sign up jenius lagi, karena account yang sebelumnya hangus. sekarang mau dipergunakan secara optimal. antara lain adalah menggunakan Read more
kalau ditanya apa yang sedang gue pengenin saat ini, pasti gue akan jawab: laptop! laptop gue saat ini umurnya sudah Read more
Wah iyaaaa… Ini saya ada hardisk WD yang diambang kerusakan karena cuma bisa di-read aja (padahal baru terisi separuh). Kudu cepet-cepet dibackup tapi belum ada hardisk buat backupnya. Serem…
Saya juga punya WD MyBook. Rewel. Gak tau cara ngatasi. Saya biarin. Gak tahu ke mana itu barang.
walah, repot juga ya kalo enkripsinya dilakukan di level hardware.. mana support service-nya busuk bangat..
Ini yang paling gue ga suka sama enkripsi(apalagi kalau udah sampai level hardware), kalau harddisknya fail, backupnya susah minta ampun, gue sih menjelang 3 tahun biasanya udah harus backup ke harddisk lain, atau cloud sekalian.
pernah pakai WD, dan yah gitu deh.
Sekarang lebih milih merk Samsung, Touro, Toshiba atau paling mentok Seagate saja.
Karena lebih ramah dengan orico enclosure 🙂
Saya pernah beli juga WD MyBook. Hasilnya? Ya mati gitu saja. Embuh.
Kapok, sekarang prioritas yang penting backup secara daring saja deh udah.
Gan cara liat chip numberny gimana ya …trimaksih sebelumnny
harus dibongkar, seperti difoto tsb