gue pernah merasakan apa yang orang sekarang sebut commuterline itu adalah krl. jaman gue masih bolak balik naik kereta dari gambir atau cikini ke stasiun depok, ui, pondok cina, cibinong.
zaman pintu kereta jarang ada yang (bisa) nutup, banyak yang jualan, ngamen, bawa barang asongan dan bahkan tenak, jaman orang masih banyak yang naik di atap kereta,
kalau di gambir atau cikini – eh iya gambir dulu melayani angkutan kereta jabodebek. sekarang cuma melayani kereta bisnis luar jakarta.
kalau di gambir atau cikini waktu itu, bangku untuk penumpang menunggu itu bangkunya seperti bangku metromini/kopaja gitu.
sementara di stasiun selepas stasiun manggarai sampai arah bogor, yang gue inget bangkunya itu terbuat dari dua buah besi rel, yang dirakit sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan bangku.
nah beberapa waktu lalu, karena suatu hal, lalu menggunakan commuterline lagi. dan karena saking sudah jarangnya menggunakan kereta, ternyata gue salah naik, sialnya masinis keretanya baru woro-woro setelah kereta berangkat dari setasiun 😀
"perhatian, kereta ini adalah kereta tujuan bekasi, pastikan anda tidak salah naik kereta"
woooy! ini kereta sudah jalan!, ya uda telad dunk kalo memastikan ga salah naik kereta saat ini.
akhirnya di stasiun berikut gue turun – di stasiun sudirman.
begitu turun mata gue terantuk pada sebuah objek berbentuk tiang-tiang. terpasang terpisah beberapa meter sepanjang peron.
apa ini bangku untuk penumpang? tapi kalo dibilang bangku, ya ga bisa didudukin. apa cuma dibuat nyender? mendingan nyender ke tembok. aneh aja.
mungkin dengan estimasi jeda waktu yang singkat tiap kedatangan kereta, jadi diharapkan penumpang ga perlu duduk, cukup nyender aja.
apalagi kalau di stasiun transit seperti manggarai, atau tanah abang. itu bisa dibilang orang kaya’ cendol, kalo dipasangi bangku jadinya space orang untuk berdiri kemakan.
tapi kaya’nya kemarin di stasiun sudirman ini, ga banyak orang. langsung cair. entahlah.
atau mungkin setiap stasiun punya previllege masing-masing untuk menentukan jenis dekor bangku yang dimau.
Fasilitas itu memang jadi bully-an para pengguna kereta. Tapi waktu tunggu KRL tidak selama dulu. Buat saya tidak masalah. Lumayan lah.
*mantan pengguna KRL ekonomi dan kereta batubara*
Sebenernya emang untuk tempat bersandar, atau “tempat duduk tas”. Lumayan banget misalkan bawa ransel atau bawaan berat, bisa ditumpangin bebannya di sana. Apalagi kalau tinggi badan cuma 150cm-an. Pas banget :”))))))))))))