apakah iya, bangsa yang malas malah jadi bangsa yang kreatif? kenapa bisa?
melihat jakarta -- yang [meungkin] menjadi barometer bangsa ini, -- yang terkenal keras dan kejamnya, ternyata masih ada orang yang malas dan mampu hidup di kota ini.
lihat aja, bagaimana para penumpang bis malas berjalan ke arah halte yang agak jauh dari persimpangan jalan. mereka lebih suka menunggu di persimpangan, yang mengakibatkan bis bis pada berhenti di deket mereka.
dikarenakan banyak dan seringnya bis berhenti di tempat yang tidak pada tempatnya, munculah orang yang kreatif untuk mengurus 'keberangkatan' bis bis itu, biasanya di sebut tukang temer [dari kata: timer].
lihat juga orang orang yang malas berjalan dari dalam komplek perumahan ke luar komplek dan sebaliknya, akhirnya munculah orang yang kreatif yang menyediakan kendaraan motornya untuk mengantar bolak balik para pemalas tersebut, biasanya disebut tukang ojeg. [atau juga ojek atau juga ojeq]
lihat juga orang yang malas ngantri karcis kendaraan angkutan ke luar daerah tapi tetep kepengen dapet karcis, dan kalo bisa cepet.
akhirnya munculah orang kreatif yang disebut calo.