wow, koleksi simcard gue lumayan banyak. hehhe, dari sekian banyak sim card tersebut, seinget gue cuma 5 yang jadi nomor utama, buat nelpon-nelponan. sisanya adalah simcard untuk koneksi data.
yang masih agak gue ingat adalah ketika tahun 1999-2001 dimana penggunaan mobile phone GSM prabayar baru masih mulai. simcard pertama gue - mentari satelindo - gue beli di bandung dengan harga sekitar 300ribu untuk perdana berisi 100ribu. kalo mau  dapet harga resmi, mesti ngantri di kantor providernya dari subuh.
nah ketika gue migrasi balik ke jakarta, karena masih ada istilah roaming, akhirnya gue mutusin untuk cari nomor jakarta, tapi karena trauma harga perdana yang mahal, kebetulan ada IM3 dari indosat yang bener-bener fresh provider, sehingga harga simcard nya masih murah. tapi karena berhubung nomor baru, si handphone sampe ga ngenalin nama carriernya. bahkan kadang-kadang gagal melakukan telpon karena koneksi antar provider dibeberapa lokasi masih ga nyambung. atau ada yang munculnya sebagai private number sehingga banyak yang ga mau terima telponnya.
kemudian masuklah era modem gprs, modem 3G, yang memicu gonta ganti sim card hanya karena promo 3G nya. disinilah sim card gue beranak pinak.
konon istilah ceban ceria dicetuskan oleh robin untuk masa-masa atau waktu dimana harga aplikasi di app store dijual/didiskon seharga USD 1.00 atau sekitar IDR 10ribu.
buat beberapa orang, ceban ceria ini tentu disambut dengan suka cita. karena jeda waktu penjualan yang singkat, kalau berhasil membeli aplikasi yang diincar dengan harga 10ribu menjadi kepuasan tersendiri.
termasuk gue beberapa kali dengan bahagia membeli aplikasi dimasa ceban ceria ini.
sampai pada suatu waktu, ceban ceria menjadi cepekceng derita.
semua pembelian di appstore menggunakan kartu kredit.
dari sisi pandang penggunaan kartu kredit, bisa dibilang gue sangat jarang menggunakannya, sampai ketika gue terbawa arus ceban ceria ini.
pada suatu waktu, gue sangat yakin seyakinnya gue ga belanja apa apa pakai kartu kredit, entah itu belanja di hyper market, atau hal-hal lain yang memang kadang memerlukan bayar pake kartu kredit dulu.
karena merasa ga belanja apa pun, gue dengan pedenya sama sekali ga ngebuka lembaran tagihan yang datang, karena gue yakin paling tagihannya Rp. 0,-
sampai dibulan depannya, ketika datang tagihan baru, ternganga gue melihat ada baris 'late charges'. WHATTT!
gue buka lah lembaran tagihan bulan lalu.
Uploaded with ImageShack.us
ternyata, apa yang gue sangka tidak belanja apa apa, ternyata gue belanja 1 aplikasi di appstore di periode ceban ceria tersebut. tagihannya sih ga lebih dari Rp. 9500,-
tapi karena ada pembelanjaan, walhasil kartu kredit sistemnya langsung berhitung. ketika tagihan itu ga dibayar. gue dikenai denda sebesar 75.000 rupiah,Â
nyesek. belanjanya cuma ceban, tapi tagihannya + biaya administrasi .. total total nyaris 100ribu rupiah :(Â
Â
Budi Rahardjo ngebatin apakah keputusannya untuk pakai pertamax itu benar apa engga, sementara banyak mobil mewah menggunakan premium. jawaban avianto ini cukup bikin nyengir :D
@rahard Nope. Yang punya mobil mewah bisa beli lagi kalau rusak gara-gara bensin premium; yang isi pertamax pintar jadi mobilnya awet ;)
— boy avianto (@avianto) November 24, 2012
sementara itu gue pernah ngeliat ada mobil suzuki carry berplat nomer berwarna merah yang ditolak mengisi bensin premium oleh petugas spbu nya. sampai ngotot-ngototan si pengemudi carry itu bilang "kalau gue bawa mobil bagus, atau gue menteri ya boleh lah dipaksa suruh ngisi pertamax".
disaat yang satu tegas, yang satu menolak.
disaat yang satu taat himbauan, yang satu punya empati juga engga.