menghadapi customer service bank adalah hal yang paling menyebalkan buat gue. bukan karena apa-apa, tapi karena gue akan susah menandatangani form mereka sesuai dengak ktp gue.
jadi gue adalah orang yang setiap tanda tangan; hasilnya beda.
beda-beda dikit sih. gak major banget. tapi kalo di bank, para CS itu sama sekali ga mau terima kalo ada beda dikit. harus sesuai dengan ktp.
disetrap sama CS nya, suruh belajar nanda tangan. Ga ada yg mirip sama ktp
— snydez (@snydez) January 16, 2014
lah gue aja ga yakin kalo tanda tangan gue di ktp itu adalah tanda tangan gue yang benar :D.
From pub |
kalo kata ran, karena gue nandatanganinnya terburu-buru. lah, ketika dipelanin, malah semakin sangat berbeda.
entahlah, apa mungkin ada S.Psi yang bisa atau bahkan sudah ada yang melakukan penelitian mengenai kenapa seseorang kesulitan membubuhkan tanda tangan yang bentuknya sama.
kira kira sampai kapan ya tanda tangan dijadikan identifikasi diri. sekarang ini teknologi sudah maju. identifikasi bisa dengan retina mata, voice or face recognizition, dan tentu saja sidik jari.
dari selintasan obrolan di tweet dengan @askvicong, tersebutlah ATC Kemayoran.
yang mengakibatkan gue penasaran sama ATC ini. karena dari jaman gue kecil sampe sekarang sama sekali ga pernah liat bangunan ini.
beberapa bulan lalu gue melihat beberapa tweet yang nyebut nyebut ATC ini, karena kabarnya akan digusur oleh pengembang.
cuma karena liat sekilas, akhirnya lupa, sampai @askvicong nyebutin lagi.
ATC ini merupakan peninggalan bandar udara kemayoran yang sekarang jadi beralih fungsi menjadi bangunan gedung gedung apartemen, kantor. kondisinya saat ini dikabarkan sangat tidak terurus, beruntung bangunannya adalah bangunan kuno yang lumayan kokoh menghadapi usia.
bangunan ATC ini juga termasuk dalam cagar budaya. (silahkan klik link2 dibawah untuk detailnya).
dikalangan fans komik tintin, bandara kemayoran adalah sebuah kebanggaan tersendiri, karena dalam edisi Flight 714, Tintin dan kawan-kawan sempat landing di Kemajoran Airport, Djakarta.
dan juga dari beberapa kalangan dari komunitas penerbangan, juga mengharapkan ada yang bisa diselamatkan dari bekas bandara kemayoran ini. salah satunya adalah ATC tersebut.
buat yang ingin ikut berpartisipasi menorehkan tandan tangan digitalnya, ini ada petisi yang digalang untuk dikirim ke jokowi. :
Selamatkan Menara Kemajoran, Komplek PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat, Indonesia
thanks to kemajoran, facebook fan page untuk menyelamatkan ATC ini, gue bisa dapat posisi persis dimana ATC itu,
View International Airport of Kemayoran in a larger map
link;
@fotodroids beberapa waktu mengadakan workshop fotografi yang membahas street photography. dari woro-woro di twitnya.
selama ini gue emang belum pernah paham sama genre foto ini, juga belom paham sih dengan genre foto-foto yg lain :D. jadi pendapat gue terhadap street photography hanya sebatas penterjemahan arti dari kata tersebut, yaitu ngambil foto di jalan atau lingkungan sekitar.Â
di salah satu tweetnya @fotodroids memberikan URL ke postingan engadget yang juga sedang membahas street photography. bahkan setelah melihat video di postingan si engadget itu pun, pandangan gue ga berubah.
sampai ketika oom ben @ngarepmburi memaparkan apa sih street photography itu. street photography itu adalah salah satu genre yang paling jujur. jadi memoto apa adanya tanpa mengubah si subyek. makanya dari presentasi foto foto yang ditampilkan sama sekali ga ada yang menarik (baca: nyeni).
karena fotografi terbagi dua; dokumenter dan seni. dan street photography ini masuk pada kategori dokumenter. jadi wajar kalo foto-foto nya sama sekali ga artistik ataupun nyeni.
buat gue ini bener bener menohok, karena anggapan gue yang namanya photography itu harus nyeni, harus bagus.
nah, untuk bisa memahami foto dari steet photography ini, harus bisa 'membaca' foto. jadi ada rules atau pakem tentang bagaimana sebuah foto street photography dieksekusi.
rules nya antara lain: similarity, humor, symbol, irony.
nah ketika rules tersebut tercakup dalam foto yang diambil, maka barulah bisa dinilai apa photo itu 'bagus' apa 'ga bagus'.
si oom ben berseloroh, kira kira: "kalau cuma foto tukang bajaj lalu dianggap street photography , lah itu banyak banget yang masuk ke sidewalkers.asia. tapi ya ga lolos karena tidak ada rules nya yang ter-apply."
kemudian permasalahan yang paling sering terjadi ~ terutama buat newbie dalam mengeksekusi street photo adalah bagaimana berhadapan dengan subyek. karena fotografer nya ga boleh sembunyi-sembunyi. dan juga harus sopan terhadap subyek, jika misalnya subyek menujukan gesture penolakan, maka jangan lah si fotografer kekeuh pengen moto juga.
nah buat orang yang tidak pede-an, sangat-sangat susah untuk melakukan hal ini. takut subyeknya marah. takut subyeknya gebukin dia, dll.
kembali ke hal bahwa street photography adalah genre fotografi yang jujur. jadi touch up semacam sotosop (mengedit dengan tools image editing ~ photoshop) sangat diharamkan. namun untuk hal standar seperti cropping, masih dibolehkan. bahkan oom ben menyarankan untuk pemula untuk mengcrop photonya untuk membiasakan atau mencari style photo nya.
begitu juga dengan subyeknya, kalau sampai subyek posing, itu jatuhnya sudah bukan dokumenter lagi, tapi ke ranah art.
lalu yang paling out of context adalah, street photography itu sehat.
karena harus berjalan kaki :DÂ
btw ini link ke blog foto foto gue: http://photoinpicture.wordpress.com