dengan pedenya gue langsung mendatangi tukang lontong sayur yang sering mangkal di belakang kantor,
"satu pak, gak pedes"
bersamaan dengan itu, gue langsung tersadar, arrrhggh! bukan tukang yang biasa!
tapi karena belom pernah nyobain lontong sayur yang sekarang ini, dan terlanjur malu kalo nge-cancel pesenan, akhirnya gue langsung duduk nungguin pesenan.
dan ternyata rasa dan bentuknya berbeda dengan penjual lontong sayur yang gue kenal.
fenomena tukang jualan bertukar tempat dengan penjual daganan makanan sejenis udah gue alami semenjak gue dulu ngekos di kukusan depok.
ada warung penjual bubur kacang hijau & indomie yang buka 24 jam. dan biasanya kalo tengah malem kelaparan, warung tersebut menjadi target pelampiasan rasa lapar. lagian udah ga ada warung lain yang buka, kecuali penjual makanan keliling yang lewat dalam rentang waktu yang gak tentu.
dan karena udah sering dateng, si ibu penjual udah kenal dengan kita kita yang dateng, dan dilayani dengan ajakan obrolan basa basi yang itu itu aja.
pada suatu waktu, ketika kita dateng ke warung ibu itu, koq ga ada pertanyaan basa basi reguler yang biasa dia layangkan, terus juga tindak tanduknya juga agak berbeda dengan biasanya.dan karena si ibu bertanya mau pesan apa, padahal gak usah bilang mau pesen apa biasanya si ibu udah apal.
ketika dikonfrontir dengan "biasa..", ibunya malah bertanya balik, "biasanya yang kaya' gimana?"
ternyata, usut punya usut, ibu yang sekarang ini adalah kembarannya si ibu yang kita tau. dan saat itu mereka tukeran. si ibu yang biasa, nungguin warung ibu yang saat itu ngelayanin kita.
koor aja ber-Ooo.
selain penjual lontong sayur, ternyata penjual gado-gado juga sering berganti personel. [warungnya tetep, penjualnya ganti], begitu juga dengan penjual di warung bubur kacang hijau.
yang menjadi pertanyaan gue, mereka tukeran itu untuk apa ya?.
apa untuk membuka pasar (langganan) yang lebih luas?
kalo ini gue ga yakin, karena ketika mereka bertukar tempat, penjual yang baru belum tentu bisa mendapatkan langganan reguler yang sama dengan penjual sebelumnya, kecuali karena ketidak sengajaan seperti gue tadi.
karena walaupun menjual makanan berjenis sama, tapi beda rasa dan cita nya, bahkan beda bentuk tampilannya.
apa mereka tukeran untuk bagi bagi rezeki?
kalo untuk ukuran tukang bubur kacang ijo sih bisa aja,
tapi kalo tukang gado-gado, atau tukang lontong sayur, tetep aja karena cita rasa dan bentuk yang berbeda, yang ada pelanggan yang lama ya pergi (ga beli makanan mereka)