sudah tidak kaget lagi dengan kelakukan pengendara kendaraan di sini.
tapi yang lumayan heran, koq ya mereka tidak tahu kalau yang dilakukan mereka itu adalah hal yang salah.
Dia di lajur 3. Paling kanan. Gw lajur 2.
— Adham Sōmantrie (@adhams) January 19, 2024
Setelah lampu merah, hanya ada 2 lajur. Jadi dia nyelak dari 3 ke 2. Gw terpaksa „buang kiri”.
Ga pake sein pula pas pindah lajur.
nyerobot lajur dengan tiba-tiba adalah hal berbahaya, karena untuk berpindah lajur, orang harus ngasih tanda, ngasih sein, trus juga ada jaga jarak, dan ancang-acang.
kalau engga, bisa tertabrak.
trus habis itu ribut. padahal tertabrak karena kelakuan sendiri.
selain berkendara, memarkir atau menghentikan kendaraan pun sembarangan.
ada orang yang dengan cueknya berhenti, atau parkir di tikungan. itu sangat menyusahkan orang lain untuk membelok.
seperti di gambar, mobil biru tua, parkir di dekat tikungan. walhasil mobil merah kesulitan untuk masuk ke jalanan tersebut.
atau ada yang parkir di seberang mobil yang parkir juga.
ada mobil yang parkir di seberang mobil lain, sehingga jalanan susah dilewati.
Betul banget. Sering sekali menemukan hal-hal seperti ini.
Padahal, kalau membuat SIM, banyak sekali ilmu yang diujikan. Cara berkendara, tanda-tanda lalu lintas, makna gerakan tangan polisi, dan masih banyak lagi.
Cuman, sepertinya uji SIM hanya formalitas. Bahkan banyak yang punya SIM tapi tidak mengikuti tes.
Mungkin beginilah jadinya kalau aturan hanya sekadar formalitas. Tidak dijalankan dengan baik.