buat beberapa orang, mendapat tugas untuk mengepel adalah pilihan yang lebih baik dibanding harus mendapat tugas untuk menyeterika.
tapi mengepel tidak begitu aja mudah dilakukan. ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, di saat akan atau ketika sedang mengepel.
beberapa kali mendapatkan tangkai pel yang pendek, akibatnya membuat postur badan ketika mengepel agak membungkuk, dan jadi sakit punggung.
tapi tangkai pel yang panjang juga buka tanpa masalah.
tangkai panjang, malah jadi membuat bisa tersangkut barang lain, atau jadi malah pengok ketika diselisipkan di bawah meja/kursi yang celahnya sempit.
berbeda dengan menyapu, mengepel membutuhkan ketelitian tambahan. karena hal-hal yang gagal tersapu bersih, pada kemudiannya mau ga mau akan ter-pel.
nah ketika dihadapkan pada kondisi masih adanya remah-remah, kotoran kecil, atau bahkan mainan-mainan kecil seperti kepala lego, pedang lego, biji congklak — pada saat mengepel, apa yang akan dilakukan?
pilihannya, apakah harus kembali mengambil sapu dan menyapu ulang serpihan-serpihan yang tersisa tersebut, dan jika itu adalah mainan tercecer, berarti harus memunguti semua satu-satu;
atau di’sapu’ aja dengan pel, menggeret remah-remah tersebut ke sudut lain untuk kemudian disapu beneran, atau dimasukkan ke tong sampah, atau jika itu adalah mainan, maka bisa dipungut sekaligus;
atau cuek aja, hajar aja bleh, pel aja ga peduli masih ada kotoran-kotoran tersebut.
?
lalu kadang-kadang ketika sedang mengepel, tiba-tiba tampak serangga/binatang kecil yang sedang panik karena tiba-tiba kebasahan atau bahkan tersangkut di pel.
apa biarkan saja terpel;
atau usahakan binatangnya menyingkir;Â
atau kembali ambil sapu untuk menyerok serangga tersebut untuk kemudian disingkirkan.
?
kondisi berikut yang jadi issue ketika mengepel, apakah elo akan menggeser-geser perabot (misal: sofa, kursi) untuk mengepel seluruh lantai. apa cukup sela-sela perabotnya aja yang dipel.
?
Image & Photo- klimkin on Pixabay
- pan xiaozhen on Unsplash