gue ga tau istilah setut, stut ini dari bahasa apa, tapi kalau kata gemini, dari kata bahasa inggris stud.

dalam bulan ini, gue sudah dibantu disetut oleh totally stranger motorer, sebanyak 4 kali š¢.
semua karena mogok disebabkan kehabisan bensin.
saat ini motor mio yang gue pakai, penunjuk bahan bakarnya sudah tidak benar. sehingga ketika jarum penunjuk di E, itu sebenarnya masih ada bensin di tangki, namun karena cuma mengandalkan perasaan. akhirnya malah kehabisan bensin.
aslinya mio ini pakai bensin dari spbu swasta, entah bp, shell, atau vivo. jadi semenjak kebijakan menyusahkan sehingga spbu swasta tidak bisa stok bahan bakar lagi – dan jual bensin mereka, akhirnya gue terpaksa ke pertamina.
ketika menggunakan bensin spbu swasta, sudah hafal, kalau isi bensin sekian, itu akan tahan berapa hari, sehingga sebelum tangki beneran kosong, sudah beli lagi.
sementara dengan bensin pertamina, dengan literan yang dicoba dimiripkan ketika masih pakai bensin swasta, ternyata lebih cepat habis. sehingga salah perhitungan.
dan juga antrian di spbu pertamina, sangat panjang, dan ramai selalu. dibanding ketika di spbu swasta masih jualan.
kembali ke hal setut, stut ini.
dari sekian kali mogok kehabisan bensin itu, selalu saja ada motorer yang melipir, nanya “mau dibantu dorong, setut, ga?”
dan karena butuh, gue terima tawaran itu.
mencoba membuka komunikasi ketika sedang didorong, ternyata ga mudah.
jadi memang sebaiknya, informasi kita mau kemana, atau si penolong ini rela mau dorong sampai mana, itu diinfokan terlebih dahulu sebelum disetut.
dan sebagai yang ditolong, tentu sebisa mungkin gue ga mau nyusahin. dan tentu saja berterimakasih di ujung pendorongannya. entah teriak terima kasih, karena si penolong langsung melaju, atau kasih jempol sembari minggir, untuk melanjutkan ke tempat beli bensin.
terasa juga, ketika gak kompak antara gue yang didorong dan dengan yang mendorong. itu ternyata agak berbahaya.
karena kondisi motor yang tidak bisa bergerak sendiri. ketika perlu bermanuver eh malah kehilangan daya dorong, karena yang dorong ternyata sedang tidak mendorong.
contoh ketika gue targetnya belok, karena nanti si pendorong akan lurus.
nah ketika gue mau belok, ternyata si pendorong sudah ga dorong lagi, walhasil motor gue malah jadi mandeg dan menghalangi kendaraan orang lain.
nah karena merasa agak berbahaya, dan kalau memang masih bisa didorong manual, gue sih mungkin lebih milih dorong manual.
tapi ya lihat situasi. kalau masih jauh tempat beli bensinnya, gue akan berterimakasih sekali kalau ada yang menghampiri dan menawarkan untuk menyetur.



