gue meletakkan semua barang pertukangan dan perkakas gue dalam satu laci, supaya kalo butuh tinggal cari di satu tempat.

tapi, barang-barang didalam laci tersebut tidak pernah bisa rapi, selalu berantakan. karena.. ketika mencari barang, karena ga langsung ketemu, jadi dikeluarkanlah semua perkakas yang ada di dalam laci itu.

begitu ketemu, karena kadang buru-buru, jadilah dirauk aja barang yang berserakan di lantai di luar laci, digabrukin semua sekaligus ke dalam laci. terus kalau ternyata lacinya nyangkut ketika ditutup, diurek-urek sebisa mungkin supaya laci bisa ketutup.

barang di dalam laci
berantakan

bayangkan, akan menarik kalau ada startup yang mau coba memecahkan permasalahan ini. karena pada nature nya startup itu adalah problem solver 😀


mungkin mirip dengan konmari marie kondo, tapi kalau konmari adalah melepaskan, membuang barang-barang yang tidak berguna, tidak punya spark, tidak punya ikatan lagi.
sementara untuk kasus barang dalam laci ini adalah, barang-barang tersebut tidak tau kapan akan berguna, apa dalam waktu dekat, apan masih nanti nanti bakalan berguna. gak ada hubunganya dengan emosi keterikatan apapun.

Another post
free artwork dari rijksmuseum
free artwork dari rijksmuseum

gue bukan orang yang paham tentang lukisan, dan art dari era ratusan tahun lalu. tapi ketika dapat info bahwa rijksmuseum Read more

bosan dengan wordle
bosan dengan wordle

setelah merasa bosan dengan worlde? jangan khawatir, di new york times tempat wordle, tersedia games permainan lain.

setup meja kerja di rumah
setup meja kerja di rumah

dari akhir februari sudah kerja dari rumah, karena wabah covid-19 melanda dunia termasuk di jakarta. awalnya ya, laptop diletakkan di Read more

self service checkout
self service checkout

membaca tweet @dinadimu bahwa betapa menyebalkannya mengantri di sebuah gerai kfc, karena panjang dan lama.  oh, jadi ternyata belum semua Read more

mungkin saja sebagian besar barang-barang tersebut `sampah` beneran. tapi ya ga akan tahu.

gimana?