satu hal yang jadi perhatian gue terhadap school from home ini adalah kelakuan murid sekolah.
pada waktu kondisi sebelum pandemi, ketika murid di dalam kelas dalam pada jam pelajaran sedang berlangsung, ada murid yang memperhatikan guru, ada murid yang ga merhatiin, misalnya sibuk sama khayalan sendiri, atau malah ngobrol sama temennya.
sementara dari sisi gurunya, masih bisa melihat, mana murid yang merhatiin, mana yang engga.
nah, di masa pandemi covid-19 ini, ketika sekolah beralih ke daring – online, ternyata kondisi-kondisi tadi terjadi juga.
sekolah dan pembelajaran dilaksanakan daring – online, entah pakai zoom atau google meet untuk interaksinya.
guru ketika memulai pelajaran tetap melakukan presensi. entah dengan memang memelototi satu satu nama di layar, atau punya metoda khusus, misalnya mengisi daftar hadir di google form.
ketika pelajaran berlangsung, biasanya guru akan minta murid untuk menyalakan video.
ini seperti menyalin-tempel – copy paste kondisi luring – offline, ketika gurunya bisa melihat situasi anak muridnya.
nah ternyata kondisi daring, tidak mengubah kondisi kelakuan siswa 😀
tapi ada kondisi yang agak beda dengan situasi guru.
kalau di dalam kelas normal, murid yang tidak memperhatikan, apalagi yang ngobrol, akan mudah teridentifikasi oleh guru.
tapi kalau di kelas daring, biarpun video dalam keadaan menyala, guru tidak serta merta bisa tahu apakah benar muridnya memperhatikan kelas/pelajaran.
siapa tahu malah sedang menonton 😀
(kecuali jika gawai – device murid dipaksa dipasangi aplikasi khusus)
menonton mungkin agak ekstrim, walaupun terjadi.
yang agak less extreme, adalah ternyata siswa mengobrol.
waah, gimana ngobrolnya?
kalau kelas normal, ya ngobrol sama teman semeja, atau depannya atau sampingnya.
kalau kelas daring ini, justru bisa ngobrol ke semua teman. asal temannya tergabung dalam aplikasi voice chat yang sama.
aplikasi voice chat yang memungkinkan ngobrol seperti itu, antara lain discord.
discord adalah aplikasi daring yang mempunyai fitur untuk text chatting, dan juga voice chatting.
text chatting-nya, lebih mirip ke online forum, atau bahkan mirip twitter.
tapi voice chatting-nya lah yang menjadi fitur andalan;Â sehingga ada yang bilang kaya’ skype.
user atau siswa, yang pengen ngobrol, tinggal join ke dalam voice channel di sebuah discord server yang sudah disetujui.
ya tinggal gitu doang.
aplikasi discord ada yang bisa dibuka di web, ada juga yang bisa di-install seperti aplikasi di laptop, dan juga ada aplikasi mobile-nya.
jadi apa yang beda antara kondisi kelas lurin dan kelas daring? ga ada bedanya untuk murid.
tapi untuk guru agak ketinggalan satu langkah.
anak sekolah zaman sekarang tantangannya makin beragam, yak?
Semoga dengan ini ada guru yang membaca sehingga mereka jadi lebih paham.