jika ada orang yang berkemampuan menghentikan kejahatan tapi ga dilakukan, ya itu sama aja dia juga melakukan kejahatan. contohnya ya polisi, dia ngeliat orang lagi mau maling, tapi dia ga mencegahnya , ya sama aja si polisi itu maling.

ditulisan ini gue cuma mau fokusin ke hal-hal lalu lintas. seperti yang sering gue amati, di beberapa tempat seperti persimpangan sarinah, persimpangan pasar baru, persimpangan dokter sutomo, itu para polantas ga guna banget. ada yang melanggar rambu (lalu lintas) di depan mata tu polantas, di cuekin. buat gue yang berusaha banget ga melanggar rambu jadinya gondok banget. super gondok. 

nanti giliran gue melanggar hal hal ga penting yang ringan seperti misalnya ga menyalakan lampu motor - karena kelupaan, ga sengaja, eh malah disetopin dan ditilang.

 

beberapa contoh kasus, sore hari jam 5-an, persimpangan pasar baru - hotel golden itu parah banget, yang mau kekanan cuma dikasih satu lajur, karena lajur paling kanannya sudah dipakai untuk busway. nah ada mobil , motor yang masuk busway dan pada saat bersamaan , kendaraan yang mau kekanan dapat giliran hijau. eh motor mobil yang dari busway ternyata pengen lurus, dan maksa. eh polantas yang persis berhadapan dengan kondisi itu, cuek aja.

nah kalo pelanggaran rambu dicuekin gitu aja, walhasil para pelanggar lalu-lintas merasa aman. merasa itu adalah hal biasa. jadi lain kali juga melakukan lagi. itu baru pikiran satu orang pengendara, tapi kahn orang sini itu membebek, walhasil begitu melihat orang lain ga diapa-apain sama polantas, dia juga merasa ikutan aman.
polantas mau seberapa buncit perutnya juga ga dianggap, dimana rasa takut sama polantas juga sudah hilang.

 

 

jadi kemanain itu wibawa polantas sebagai pengegak hukum, dilecehin sama pengendara karena kelakuan sendiri
kalo gue ngerti hukum , mungkin gue akan bikin class action, gue bakal tuntut semua polantas yang ga memproses para pelanggar rambu itu di'tilang' dan mereka menjalani pengadilan sendiri.

selain masalah gondok karena pembiaran pelanggaran itu, hal yang lebih serius adalah terjadinya kecelakaan.
pada malam hari, beberapa kali gue ngeliat kecelakaan di persimpangan sarinah, karena yang satu maksa belok, sementara yang lurus juga ga ngeh kalo ada yang belok
nah kalo kaya' gitu emang polisi disitu mau tanggung jawab? nyawa orang lho..
yang ada malah polantasnya nyari 'untung' dari kecelakaan

intinya sih: kalo ada hal hal kecil negatif tapi dibiarin, semakin lama jadinya malah kejahatan kelas kakap. seperti yang dilansir sama broken window theory deh. The theory states that maintaining and monitoring urban environments in a well-ordered condition may stop further vandalism and escalation into more serious crime.

 

Wuah, akhirnya gue mendapatkan tilang gue yang pertama.

he? pertama, serius?

kalo dibilang tilang = surat bukti pelanggaran, ya baru kali ini :D, kalo melanggar lalu lintas dan disetopin polisi, sering. :D :D

[ah scan-an surat tilangnya ketinggalan di usb. ntar gue attached ke post ini]

jadi ceritanya gue melanggar rambu lalu lintas [yang gue anggap tolol, i'll tell you later] sehingga disetopin polisi yang emang lagi operasi 'nangkepin' semua pengendara motor yang melakukan kesalahan yang sama dengan gue.

dan pas lagi operasi, biasanya mereka tidak bisa di'beli'. sementara kalo lagi 'operasi' sendiri, mereka itu akan memsituasikan kondisi pelanggaran tersebut dengan segala cara agar kita yang memberikan uang ke mereka tanpa merasa dipaksa. 
misal; "bapak ada waktu untuk ke pengadilan?".. biasanya dijawab dengan "aduh, kaya'nya engga pa.." ,.. dijawab dengan "..nah bapak maunya gimana? .."
atau: "ini pelanggarannya di pengadilan bisa sampai 300-ribu nih" .. engga jawab - tapi hanya menatap nanar .. 

ok. kembali ke tilang tadi.

gue dijadwalkan untuk menghadiri sidang di hari jum'at minggu depannya. sebelumnya sempet gue mencari tahu dimana sih pengadilan negeri jakarta pusat ke orang-orang. soalnya gue ga nemu di google maps. aneh.

lalu juga pada saat hari-h gue mendapatkan informasi lebih detail kira-kira bagaimana dan situasi [nanti] disana. walaupun ternyata agak beda dikit dengan yang diceritakan sigit priyono di blog post nya

 

Image Hosted by ImageShack.us
By snydez at 2011-04-15

benarlah jauh menjelang gedung pengadilan, orang-orang [baca: calo] udah melambai-lambaikan kertas merah tilang, sambil teriak-teriak ngajak orang parkir motornya ditempat yang dia tunjuk. karena gue ga tau persis dimana gedungnya, akhirnya setelah orang kedua yang melambai-lambaikan kertas merah itu, gue minggir.

ngerapiin helm dan jaket, langsung ditanya, "mau dibantu mas?"  "ueh, saya mau nyoba sendiri mbak" ..iya.. .. ini calonya ce. "didalam rame lho..." gue cuma nyengir.

jadwal sidang yang tertulis di kertas tilang gue adalah jam 9.30. dan gue udah diparkiran itu jam 8.45.

seperti yang tertulis di blog post sigit priyono tersebut. sama sekali tidak ada petunjuk jelas mesti kemana setelah masuk pagar gedung. btw, parkiran dalam gedung adalah untuk karyawan - jelas tertulis di sign yang tertempel digerbang.

didekat pintu gerbang itu pada nongkrong entah orang orang yang apa tujuannya nongkrong disitu, pesakitan kah? calo kah? pegawai kah? tapi dari penampilan sama sekali jauh dari rapi. seperti yang ditulis dipintu gerbang bahwa diharuskan mengenakan baju rapi - bukan kaos dan bersepatu.

 

Image Hosted by ImageShack.us
By snydez at 2011-04-15

dengan cuek melenggang ke dalam seperti yang ditulis di blog post sigit, sampai bertemu dengan pintu masuk dengan body/metal detector. begitu masuk, basa basi nanya sidang untuk sim C dimana, gue langsung naik ke lantai 3. karena setiap dinding ditempeli sign tersebut :D

dan benarlah sampai di lantai 3. buanyuak oranggggg.. celingak celinguk mesti ngapain, trus gue liat orang pada rame deket sebuah pintu sesaat setelah tangga.
orang pada nyerahin kertas merahnya untuk ditukar dengan nomor antrian. dan gue mendapatkan nomor 339! 

mencoba nyari dimana ruang sidangnya diantara kerumunan orang tersebut, gue ngintip ke pintu berikut, astaga. ternyata didalam ruangan sudah full orang. dan sekarang belum jam 9.

akhirnya berdiri-diri aja diluar , dan beneran gerah saudara-saudara. entah jam berapa, hakimnya masuk, dan karena gue masih nomor ratusan tersebut, gue ga berusaha ikutan ngeriung mencoba masuk kedalam ruangan. 
ga berapa lama terdengar suara pengeras suara memanggil nomor urutan dan namanya. terus berlanjut sampe puluhan, dan akhirnya ratusan.

oooh gue berkesimpulan, dari pada model dipanggil 20-orang 20-orang kedepan, si petugas hanya memanggil nomor si pesakitan dan si 'terdakwa' hanya tinggal bilang 'ya'/'hadir'/'uhuy' apalah yang menandakan kehadiran mereka. setelah itu mereka keluar - kalo lagi di dalem ruangan - atau melangkah kearah pojokan untuk membayar denda dan mengambil sim mereka.

gak berapa lama nomor urut gue akan dipanggil, lalu gue mendekat kearah pintu depan. begitu dipanggil, gue lambain nomor urut tersebut sambil teriak "hadir".

lalu kearah pojokan, dan sampe disana gue bingung, koq orang ngasi nomor urut mereka dan uang 50-ribuan tanpa dikembaliin. semetara dari blog post nya sigit dibilang dia bayar denda 40-ribu. hmm.. trus gue iseng nanya kesebelah gue, "mas, emang bayarnya 50-ribu ya?" .. "eh itu tergantung pasalnya, kalo 1 pasal doang yang dilanggar, cuma bayar 50-ribu"..

dan ga berapa lama, nomor gue dipanggil, dan ikutan aja, ngasi nomor urut dan uang pas 50-ribuan, dan sim c gue kembali, dengan ada jegrekan nempel disitu.

balik keluar, kira kira jam 11 kurang. dan sempet ribut sama tukang parkir berseragam sih, tapi dia minta uang parkir 2000 sementara gue ngeyel minta mana karcisnya. 
dia sih siap ngasi karcis, cuma karcis uwel2an bukan berupa dari buku karcis. dan gue tetep ngeyel minta karcis yang bener. trus dia bilang "ya udah lah, pergi sana"

 

 
1
Feb
2011
10:58

Ketika menjemput ran dari acara bedah buku di sebuah gedung perkantoran di seputaran kuningan, ternyata gue perlu turun dulu dari mobil dan masuk ke dalam tempat acara, dan berlama-lama disitu.

setelah akhirnya  berangkat kembali pulang.

ketika membayar parkir, gue tertegun, kaya'nya gue ga lama banget deh, koq parkirnya agak terasa mahal.

 

detik berharga

setelah ada kesempatan melihat karcis pembayarannya. astaga ternyata keberadaan gue didalam parkiran dibulatkan menjadi 2 jam, hanya karena kelebihan 6 detik. astaga

benar benar detik yang berharga.

 

 

Komentator

  • Bidadari Rika:  hai, ika salam kenal, ane belum punya instalgram. jadi belum[~~]
  • Rika:  Ih lucu yaaa instagram nya Pitra... dulu [~~]
  • nita:  sangat inspiratif :D umroh in ramadhan [~~]
  • nita:  semoga cepet pulih ya paket haji plus [~~]
  • nita:  semoga cepet pulih ya http://paketumrohhaji.com/ [~~]
  • Natalia:  Semoga cepat pulihnya... Fisioterapi itu memang harus rajin dijalanin ya...[~~]
  • Objek Wisata Di Bandung:  Yang namanya buah sepertinya enak tuh gan. Apalagi buah-buahn yang[~~]

Links

TagCloud