akhirnya memutuskan untuk memensiunkan motor suzuki smash yang sudah lebih dari 10 tahun menemani kemana-mana di jakarta ini, untuk kemudian menjatuhkan pilihan beralih ke matic karena katanya gak secapek menggunakan motor bebek.
setelah memilah sesuai kebutuhan (dan saran-saran), akhirnya memilih honda vario 125.
honda vario ada 3 kategori mesin; yaitu 110 cc, 125 cc dan 150 cc.
yang 110 cc mempunyai panjang dan jarak body dengan tanah yang sama dengan honda beat, dan juga mempunyai cc sama.
sementara vario 125 cc dan vario 150 cc mempunyai dimensi yang sama, hanya beda di cc mesin dan strippingnya.
–
pilihan kenapa memilih 125 cc dibanding 150 cc dilandasi pertimbangan harusnya 125 cc lebih irit bensin daripada 150 cc.
namun dari beberapa minggu penggunaan, rata-rata konsumsi bensin ternyata ga tercapai tuh 59,5 km/liter.
sampai postingan ini dibuat, cuma rata-rata 38.6 km/liter. masih jauh dari yang dicantumkan di webnya honda tersebut.
ok, sekarang mari cerita pengalaman berkendara dengan vario ini. dimulai dari starternya, ACG starter-nya sesuai yang dijanjikan, suaranya starternya halus gak ngebledak kaya ada batu dipukul.
nah yang bikin gue butuh penyesuaian adalah pembuka jok, ketika mau isi bensin, atau mau ambil/taruh barang di bawah jok.
untuk membuka jok tidak seperti motor gue yang lama, di mana kunci di samping jok.
untuk vario, pembuka jok justru di lokasi yang sama dengan starter.
jadi satu tempat kunci untuk berbagai keperluan.
kadang pas sudah melepas kunci dari tempat starter, eh butuh buka jok, harus masukkan kembali kuncinya.
berikutnya yang gue masih butuh penyesuaian adalah bagaimana menggunakan dua tangan untuk hal lain ketika kendaraan berhenti pada jalanan yang miring. dengan motor yang lama, gue bisa rem motor dengan menggunakan rem kaki, jadi tangan bebas.
sementara motor matic sama sekali ga ada rem kaki (entah kalau vespa/piaggio).
nah salah satu feature motor matic adalah, ketika standar miring diturunkan, maka mesin akan mati – tidak akan mau distarter untuk nyala.
sehingga, tidak akan ada lagi cerita ketika motor sedang berjalan, ada yang neriakin "mas, standarnya!"
oh iya feature gantungan barang harus menggunakan punya 3rd party, karena kalau pakai original sangkutannya ga meyakinkan, barang yang disangkutkan bisa terlepas sewaktu-waktu.
asumsi bahwa orang beralih dari motor bebek ke motor matic adalah supaya tidak capek, hal ini bisa gue bilang itu ga beralasan. karena beda motor bebek dan matic dalam hal pindah gigi gak terlalu signifikan untuk bisa membuat tidak capek.
naik matic pun harus juga turun kaki ke aspal ketika butuh topangan atau mendadak tidak seimbang. malah orang yang berusaha seimbang (tidak turun kaki) justru kaya’nya makan energi lebih banyak.
dan juga tetep butuh mengerem ketika macet.
balik ke feature vario 125, feature terbaru motor ini ada pada rem kiri, rem combo (nama resminya CBS, combi breaking system), yaitu rem depan dan rem belakang aktif ketika rem kiri ditekan.
sementara rem kanan tetap rem depan.
dari baca-baca review, dengan menggunakan rem combi doang, tidak lantas motor akan mengerem optimal. rem combi ini gunanya adalah menstabilkan motor agar tidak slip, atau terjungkir.
untuk melakukan pengereman yang bagus, ketika kecepatan di bawah 30 km/jam gunakan rem depan.
lebih dari 30 km/jam gunakan rem belakang.
tapi khan kadang butuh rem yang optimal, maka orang biasanya me-rem dengan kedua-duanya.
tapi rem optimal ini berbeda dengan rem combi di vario, karena dari review ternyata rem depan pada rem combi tidak full.
sehingga kalau memang beneran butuh pengereman maksimal, tetap harus menekan rem kedua-duanya.
varian vario 125 ada yang dilengkapi dengan feature ISS, yaitu idling stop system. feature ini membuat mesin motor menjadi sleep ketika motor tidak bergerak dalam beberapa waktu. mesin akan kembali menyala otomatis ketika pedal gas diputar.
sebagai (mantan) pengguna motor cowok yang juga (belakangan lebih sering) pake motor matic, setuju soal “biar ga capek” itu ga beralasan.
tapi kalo soal ribet atau engga, emang sih motor matic kurang ribet dibanding motor cowok. salah satunya antara lain: bisa nyimpen barang/tas di bagian depan deket kaki. ga musti di punggung/badan/setang.
iya, kalo ternyata motornya harus jemput ibu-ibu yang demen banget belanja banyak, motor bebek lebih pas , karena gantungan belanjaannya bisa di kiri dan kanan.
kalo motor matic paling cuma satu, trus celah antara jok dan setang lebih sempit dari motor bebek
jadi kefikiran mau beralih juga ini ke meteik.. tapi katanya metik rawan putus ya beltnya