sebagai orang jakarta yang jarang ke bogor, tentu butuh banget panduan jalan ketika hendak menuju lokasi yang dituju.
Photo by Kristina Tamašauskaitė on Unsplash
maka penggunaan teknologi semacam google maps (atau waze) sangat, sangat berguna.
namanya juga buta lokasi, sehingga apa yang ditunjukkan oleh google maps akan lantas aja dipercaya.
tapi ternyata teknologi belum tentu tidak ada salah.
apalagi teknologi yang tercampur dengan ‘sumbangan orang umum’ – crowdsourcing.
dalam perjalanan gue menuju rumah air di bogor nirwana residence ternyata gue diajak keliling kampung oleh google maps
yup, keliling kampung!, keluar masuk jalan kecil perkampungan, yang begitu ada mobil dari lawan arah, harus super minggir supaya bisa ada yang lewat.
kenapa google maps tidak mengambil jalur umum saja?, entah, mungkin mengambil opsi the quickest path, sehingga jalur jalur tidak umum pun dipakai dengan waktu tiba lebih cepat.
directions ke the energy building
lalu pada hari berikutnya gue hendak kondangan ke gedung the energy building. karena gue ga tahu persis di mana, jadi gue google lokasinya di google map. setelah dapat, ternyata di SCBD, ok fine, gue tau lah kalo SCBD.
tapi ketika gue coba minta arahan directions dari google, kaget banget ternyata google maps nyaranin gue muter keliling lewat tol dalam kota! padahal gue bisa secara normal lewat jalan umum seperti sudirman.
dan waktu tempuhnya pun ga jauh berbeda.
jadi kaya’nya algoritma google maps lagi mengusung the quickest path,
yang jadi korban, ya orang yang ga tau jalan.
sudah semenjak lama gue membutuhkan semacam 'kemampuan' untuk bisa menampilkan tulisan yang sama di berbagai lokasi pages / header / Read more
sniplet berita berita yang tampil ketika membuka browser Edge ini menyebalkan,
diawali oleh notifikasi dari aplikasi bank, bahwa alamat gue berubah. ha?!berubah gimana?, kaya'nya gue sama sekali ga ganti profile apapun di Read more
ngirim pesan di whatsapp yang bisa hilang sendiri. mejik! not 😀
eh, kalo pake google maps bukannya suka ada opsi beberapa jalur ya?
atau mungkin itu bergantung sama perilaku usernya? kalo percaya2 aja sama gmaps, ya bakal dikasih gitu terus. sementara kalo sering ganti2 jalur/buka gmaps di jalan, mungkin bakal dapet opsi jalur lebih dari 1.
iya bisa pilah pilih jalur, tapi kalo di bogor gue ga tau jalan, pasrah ambil yang disodorin,
tapi yg di jakarta, masa’ sih gue mau ngambil jalan muter muter 😀
This Article was mentioned on digelasin.blogspot.com